Aryo Tetap Bisa Cumlaude, Mahasiswa Bidikmisi Ini Pernah jadi Pramusaji, Finalis Putra Solo Hingga Menjadi Auditor Internal Perusahaan

aryo-pbs-edSINAR – Aryo, salah satu mahasiswa penerima beasiwa Bidikmisi tahun 2012 kini telah menyandang gelar Sarjana Ekonomi semenjak kuncir toga dipindahkan dari kiri ke kanan oleh Rektor IAIN Surakarta, Dr. H. Mudofir  bertempat di gedung Graha kampus setempat, Sabtu (8/10).

Alumni  Jurusan Perbankan Syariah ini lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3.59, masa studi 4 tahun 0 bulan. Finalis Putra Putri Solo 2016 yang lahir 22 tahun silam menulis skripsinya dengan judul Studi Kepuasan Nasabah: Anteseden Service Quality dan Perceived Value Terhadap Loyalitas Nasabah dengan Keunggulan Sistem Informasi Sebagai Variable Moderating. Hasil penelitian Aryo menunjukkan bahwa nasabah yang tinggal  di pedesaan seringkali mengalami kesulitan untuk mengambil uang karena mereka harus pergi ke kota. Sehingga peran teknologi informasi disini menjadi sangat penting. Oleh karena itu, Aryo menyarankan bahwa penting bagi Bank Syariah untuk membuka cabang di pedesaan.

Tak disangka, putra pertama dari dua bersaudara pasangan Sutarjo (48) dan Susilowati (45) pernah melakoni training sebagai pramusaji di sebuah restoran fast food Pizza ternama di Kota Solo. Hal ini hanya ia lakoni selama dua minggu dikarenakan posisi yang ia lamar (non pramusaji) tidak sesuai dengan apa yang ia kerjakan (pramusaji).

Sebagai wujud dari optimalisasi waktu di luar jam kuliah, Aryo menyibukkan diri dengan berbagai organisasi dan kegiatan positif di wilayah Solo Raya. Salah satunya tergabungnya dia dalam Paguyuban Putra Putri Solo 2016. Dengan terlibat di Paguyuban tersebut membuatnya makin memiliki networking yang luas. Di tahun 2016 ia tercatat telah terlibat dalam beberapa event di Solo, diantaranya supporer pemilihan Mas/Mbak Jateng, Kampanye Halal Tourism, Solo Muharram Festival. Di kampus, Aryo menjabat di Forum Mahasiswa Bidikmisi (FORMASI) sebagai wakil ketua angkatan 2012.

Pemuda kelahiran Surakarta , 17 Juli 1994 dengan jujur mengungkapkan tidak mengikuti organisasi intra dan ekstra kampus dengan alasan sempitnya link. “Saya memang tidak bergabung di UKM (red: Unit Kegiatan Mahasiswa) apapun dan organisasi ekstra apapun. Saya rasa jika organisasi di kampus saja, link nya terlalu sempit. Jadi saya ini bisa menjadi Finalis Putra Putri Solo salah satunya bukan karena latar belakang organisasi namun karena pengetahuan saya tentang Jawa, kelancaran Bahasa Jawa, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang mumpuni,” terangnya panjang lebar.

Kini kegiatan pemuda yang selalu tampil rapi dan santun bekerja freelance sebagai auditor internal untuk perusahaan. (Yin/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta