Berinvestasi Menjadi Penulis, FORMASI adakan Workshop Karya Tulis Ilmiah

SINAR – Forum Mahasiswa Bidikmisi (Formasi) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta menyelenggarkan Workshop Karya Tulis Ilmiah dengan tema Membangun Peradaban dengan Menulis, bertempat di gedung Graha kampus setempat, Rabu (20/1). Kegiatan ini dikhususkan untuk para mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi angkatan tahun 2013, 2014, dan 2015 dengan total peserta 180 mahasiswa.

foto workshop karya tulis ilmiahNafiul Falah selaku ketua umum Formasi dalam sambutannya menyampaikan tentang pentingnya workhsop ini. “Menulis merupakan suatu aktifitas wajib bagi seorang mahasiswa karena kegiatan mahasiswa sangat dekat tulis menulis. Namun, kini kegiatan tulis menulis itu makin hari makin menjadi momok karena mahasiswa tidak tahu akan menulis apa. Faktor utama mengapa menulis menjadi momok adalah kurangnya budaya membaca pada kalangan mahasiswa,” papar Nafiul.

Senada dengan Nafiul, Rektor IAIN Surakarta, Mudofir mengapresiasi kegiatan yang sangat penting bagi peningkatan kapasitas mahasiswa, khususnya mahasiswa bidikmisi. Menurutnya, bagi mahasiswa, definisi menulis adalah mengekspresikan ide dan gagasan untuk mengubah ke arah yang lebih baik. Menulis sendiri membutuhkan beberapa investasi besar berupa investasi membaca dengan tekun, investasi untuk merefleksikan sebuah peristiwa, investasi uang untuk membeli buku bacaan dan koran, serta investasi waktu dan perenungan. Kelima hal diatas wajib dimiliki oleh seorang penulis. Mustahil menjadi penulis jika enggan untuk berinvestasi.

Workshop kali ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ahmad Saifuddin seorang penulis karya ilmiah popular lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Dr. Toto Suharto (Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Surakarta)

Bukan bisa tidak bisa, tapi mau tidak maulah yang menentukan. Kuncinya kita harus peka terhadap situasi terkini,” kata Saifuddin dalam kalimat pembukaannya.

Menjadi peka di era sekarang ini tidaklah sulit. Kita diuntungkan dengan perkembangan teknologi yang begitu canggih, sambungnya. Saiduddin pun mengajak para peserta untuk aktif menulis dengan mengadakan sesi praktek menulis secara langsung selama 15 menit dengan tema bebas.

Sedangkan, Toto memberikan materi yang lebih berat namun menarik yaitu tentang penulisan makalah, skripsi, dan desertasi. Toto mengatakan menulis karya ilmiah merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia akademik di Perguruan Tinggi, sebagai bagian dari dharma kedua yakni dharma penelitian. Selain itu, Toto juga menekankan bahwa kualitas perguruan tinggi, salah satunya diukur oleh intensitas penulisan karya ilmiahnya. (Yin/Humas Publikasi)