Blended Learning System (BLS) Sebagai Tuntutan Revolusi Industri 4.0

SINAR- Imbas dari Revolusi Industri 4.0 pun berdampak pada penyelenggaraan pendidikan di perguraun tinggi. Salah satu dari imbas tersebut, perguraun tinggi harus menyiapkan lulusannya yang mampu berdaya saing dan compatible sesuai perkembangan industri. Dalam kaitannya ini, IAIN Surakarta sebagai perguruan tinggi islam merasa harus membenahi diri dalam sistem pengajaran dan pendidikan.

Menyelenggarakan Pelatihan E-Learning dan Teknologi Informasi adalah salah satu cara menyiapkan para dosen dan tenaga kependidikan (tendik) di lingkungan IAIN Surakarta agar mampu menggunakan teknologi informasi sebagai bahan elektronik learning (e-learning). Tersebut diungkapkan oleh KH. Ahmad Hafidh, S.Ag., M.Ag. selaku Ketua Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (PTIPD) IAIN Surakarta. Lebih lanjut Ahmad Hafidh juga berharap setelah selesainya pelatihan ini muncul kelompok-kelompok dosen yang berbasis Blended Learning System (BLS) yang mampu memadukan antara pengajaran konvensional dengan teknologi informasi Internet Based System. 

Rektor IAIN Surakarta, Prof. Dr. H. Mudofir, M.Pd pun mengapresisasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ini adalah bagian dari respon Rapat Kerja 2019 dimana pelaksanaan e-learning perlu diinvestasikan sebesar-besarnya agar pelaksanaan pengajaran dan pendidikan bisa maksimal. Tuntutan penyediaan hardware dan network system juga menuntut PTIPD menyiapkan seleuruh SDM yang ada di lingkungan IAIN Surakarta agar dapat memanfaatkannya secara maksimal pula. Untuk itu investasi terhadap teknologi adalah keniscayaan tetapi penyiapan SDM nya juga harus menjadi perhatian utama.

Mendatangkan Dr. Priyanto, M.Kom (Kepala LPTIK UNY) sebagai narasumber ditengah-tengah dosen dan tendik yang hadir diharapkan dapat membuka wacana dan menggerakkan kreatifitas para peserta agar mampu menggunakan Teknologi Informasi yang sudah ada di IAIN Surakarta sebagai bahan pembelajaran. Selanjutnya perkembangan terus menerus akan dilakukan menyesuaikan kemampuan SDM bgtu juga sebaliknya agar terus selaras dengan tuntutan revolusi industri 4.0. (Gie/Humas Publikasi)