Digantikan Ayah dan Ibunya, Almarhum Syahrul Mubarok Lulus Dengan IPK 3,70

Alm. Syahrul Mubarok

SINAR- Sarifuddin dan Sri Nuryati Jamil menangis terisak saat mengikuti prosesi wisuda menggantikan almarhum anaknya. Didepan seluruh tamu wisuda ke-42 itu, ayah dari almarhum Syahrul Mubarok tak kuasa menahan tetasan air mata yang jatuh dengan sendirinya.

Sebelum meninggal Syahrul Mubarok sempat mengalami sakit kelenjar getah bening. Namun sakit yang diidapnya cukup lama ini tak menyurutkan prestasinya. Syahrul meninggalkan hadiah yang membanggakan orangtuanya denga IPK 3,70.

Namun prestasi yang diberikan putranya tak bisa mengalahkan kesedihan dari Sarifuddin dan Sri Nuryati Jamil. Kedua orang tua itu terus menangis kala menyaksikan teman-teman alm. Syahrul diwisuda hari ini, Ahad (6/10). Sarifuddin mungkin membayangkan anaknya turut diwisuda hari ini namun takdir berkata lain.

Kesedihan terus menghinggapi relung Sarifuddin dan Sri Nuryati Jamil kala mengingat dirinya didahului putranya menghadap sang pencipta. Ia terus bercerita mengingat perjuangannya untuk mendidik dan membesarkan putranya namun saat memasuki pintu kesuksesan putranya sudah dijemput Yang maha Kuasa.

Sebagai seorang ibu, Sri Nuryati Jamil yang lebih dekat dengan alm. Syahrul terus mengatakan bahwa selama hidup anaknya rajin beribadah dan tidak neko-neko.”dia itu anak yang baik”, ucapnya dengan air mata yang terus mengalir dari sela-sela pipinya.

Seketika itu suasana di Gedung Graha IAIN Surakarta yang menjadi tempat prosesi wisuda ke-42 berubah menjadi keharuan yang luar biasa. Karena diantara ratusan wisudawan itu telah ada salah seorang dari mereka yang telah mendahului. Walaupun demikian para wisudawan yang hadir menjadikan momen untuk intropeksi diri untuk memberikan prestasi yang terbaiknya kala meninggal nanti. Seperti pesan tersirat yang disampaikan kawan mereka, Syahrul Mubarok.

Selamat jalan Saudara kami, Syahrul Mubarok. Semoga amal ibadahmu menghantarkan engkau menuju surga yang terindah di sisiNYA. Semoga kami dapat memegang amanahmu untuk terus berprestasi seperti dirimu hingga akhir hayat kami. Damailah disisiNYA kawan, kami akan terus mengenangmu sebagai pahlawan. (Gie/Humas Publikasi)