Kisah Inspiratif, Bang Dzoel Fotografer Tuna Daksa Yang Sukses Gapai Impiannya

SINAR– Cacat yang hakiki adalah ketika fisik dan segalanya sempurna namun perilakunya tidak baik dan tidak bisa dicontoh. Seperti itulah seorang Achmad Dzulkarnain yang lebih akrab disapa Bang Dzoel mendefinisikan makna cacat. Ia hadir di tengah-tengah para mahasiswa dalam acara Talkshow Kisah Inspiratif yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) T-Maps, Jumat (26/5).

Bertempat di Aula Pascasarjana, Bang Dzoel membagi semangatnya. Ia yang terlahir sebagai seorang tuna daksa 24 tahun silam, namun kini ia mampu meraih prestasi terbaiknya. “Saya ini tidak cacat. Saya ditakdirkan Allah diciptakan berbeda,” kata Bang Dzoel. Ia sangat meyakini bahwa keterbatasan tidak seharusnya menjadi halangan untuk menggapai impian. Bang Dzoel yang dalam hidupnya yang penuh diskriminasi karena fisik kurang sempurna, mengalami sebuah titik balik yang hebat saat ia berada di bangku SMA. Ia sempat merenungkan sebuah ayat yang artinya: Allah tidak akan mengubah sebuah kaum jika kaum tersebut tidak mau berubah. Ayat tersebut ternyata telah menjadi semangat untuk tidak hanya berdiam diri di rumah, namun ia merasa harus mengubah dirinya.

Semenjak itu, ia pun aktif di berbagai komunitas untuk sebuah hikmah (pelajaran hidup). Keterbatasan fisiknya tak pernah menjadi alasan untuk tidak bergerak. Bergabung di komunitas fotografer, komunitas teater, komunitas pengguna narkoba, hingga komunitas pengidap HIV-AIDS pun ia ikuti. Menurutnya kekurangan itu tidak untuk dipendam, namun untuk dibagi, sehingga manusia bisa saling belajar.

Siapa yang menyangka, seorang Bang Dzoel yang seringkali dianggap remeh oleh lingkungan sekitar dan di sekolah pernah meraih juara lomba Matematika IPA tingkat Kabupaten Banyuwangi, Matematika IPA tingkat Provinsi Jawa Timur, deklamasi dan mengarang tingkat Nasional di bangku SMP, dan mendapat pendidikan teater dengan Dedi Petet. Ia pun menyadang gelar sebagai The Best Photografer of The World dan Mahasiswa Teater Terbaik se-Indonesia.

Selain menjadi seorang fotografer, Bang Dzoel juga aktif sebagai Agen Modeling Artis dan Lawyer. Ia pun pernah mendaki gunung ijen hingga sampai puncak. Bagi kita, itu hal yang sungguh luar biasa, namun bagi Bang Dzoel, seharusnya kita yang harus bisa lebih dari dia. Menurutnya prestasi bisa diukir siapa saja yang punya kemauan, sedangkan kemampuan bisa diasah bagi dia yang mau menggapai impiannya.

Harapan Bang Dzoel yang terbesar adalah diperhatikannya dan dipenuhinya kemudahan akses pendidikan inklusi bagi para difable di Indonesia. Ia mengatakan zaman saya sekolah, di daerah saya masih sangat jarang sekolah inklusi. Jadi, saya harus sekolah di Sekolah Luar Biasa. Kini, kegiatan dia adalah menjadi motivator dan aktif menjadi staf pengacara di LKBH Banyuwangi selama  tiga tahun terakhir.

Pembina UKM T-maps, Drs. Abdul Aziz, M. Ag dalam sambutan pembukaan sempat memberikan contoh bahwa Albert Einstein yang terkenal di saentero dunia karena teori relativitasnya pun juga pernah diremehkan oleh gurunya karena kemampuan intektualnya yang minim dan diduga mengidap diseleksia. Segala kekurangan seharusnya dijadikan motivasi kita untuk maju, membuktikan bahwa kita bisa dan mampu. (Yin/ Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta