Kolaborasi RMB UIN RM Said dan RMB IAIN Bone Sukses Selenggarakan Seminar Moderasi Beragama

SINAR- Senin (10/01/2022), Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Raden Mas Said Surakarta bekolaborasi dengan Rumah Moderasi Beragama (RMB) IAIN Bone berhasil menyelenggarakan Seminar Nasional Moderasi Beragama secara daring dengan tema, “PTKIN sebagai Wadah Toleransi dalam Kerukunan Umat Beragama: Refleksi Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag ke-76”. Kegiatan tersebut merupakan bentuk komitmen 2 kampus PTKIN untuk merawat pluralisme dan persatuan dengan toleransi dan semangat moderasi beragama. Terlebih beberapa waktu terakhir, isu intoleransi sering mencuat dalam media publik mainstream. Kegiatan ini diselenggarakan sebagai bentuk refleksi peran PTKIN sebagai bagian dari amal bakti Kementerian Agama.

Dr. Imam Makruf S.Ag., M.Pd. selaku WR 1 UIN Raden Mas Said Surakarta sekaligus Pembina Rumah Moderasi Beragama (RMB) UIN Raden Mas Said Surakarta, dalam keynote speech-nya menyampaikan bahwa UIN Raden Mas Said melalui Rumah Moderasi Beragama, telah melakukan berbagai upaya untuk merawat keberagaman. Beberapa kegiatan diantaranya melakukan screening terhadap mahasiswa terkait indeks moderasi, penyusunan pedoman pelaksanaan implementasi moderasi beragama, internalisasi melalui kurikulum dll. RMB dibentuk sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama dalam menciptakan kerukunan, dimulai dari internal kampus dengan menjunjung tinggi inklusifitas dan saling menghormati dalam perbedaan pendapat. Lebih lanjut Prof. Dr. A. Nuzul, S.H., M.Hum. selaku Rektor IAIN Bone, menyampaikan bahwa setiap PTKIN harus menyemaikan turunan dari semangat moderasi beragama, seperti peneguhan dan penerimaan atas asas kebangsaan yang meliputi Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika serta NKRI. Kedua, anti-kekerasan dimana adanya keberagaman baik budaya maupun pemikiran, bukan dijadikan sebagai alasan untuk melegalkan kekerasan. Ketiga, penguatan toleransi dalam ruang lingkup menghormati dan menghargai perbedaan. Toleransi dipahami sebagai bentuk hubungan hablum minannas (hubungan dengan manusia), tidak kebablasan pada ranah ketuhanan (tauhid). Keempat, penerimaan atas budaya lokal (budaya setempat). Terakhir, Rektor IAIN Bone agar kerjasama ini terjalin dengan berkelanjutan (sustainability) antar 2 PTKIN, sehingga mampu bersinergi dalam mewujudkan citra Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. Hamzah S.Sy., M.Sy. dari IAIN Bone. Materi dalam hal ini disampaikan oleh Dr. Rustam Ibrahim, S.Pd.I., M.S.I. selaku Direktur Pusat Studi Pancasila dan Kebangsaan. Dalam materi diskusinya, beliau menyampaikan konteks toleransi dalam khazanah Islam. Salah satu isyarat tersebut sesuai dengan Qur’an Surat Al Hujurat Ayat 13, yang menyatakan bahwa secara sunatullah manusia diciptakan berbeda. Oleh karena itu, saling menghormari adalah kunci dalam menciptakan perdamaian. Senada dengan materi yang disampaikan oleh Dr. Nursyirwan S.Ag., M.Pd.I., bahwa toleransi diawali dengan menerima perbedaan, karena tidak semua perbedaan bisa disatukan. Masyarakat diedukasi agar tidak baperan, karena ¬¬¬baperan adalah awal dari perlawanan dengan perbedaan. Setidaknya level masyarakat, untuk memaklumi perbedaan, terlebih mampu berkerjasama dengan perbedaan. Jika semua bisa mengelola perbedaan maka negara ini akan menjadi besar dan menjadi tauladan toleransi dunia. ( Nughy/ Humas Publikasi)

Sumber: Lisma