Ma’had Al-Jami’ah IAIN Surakarta Adakan Webinar Qurban Dalam Perspektif Tasawuf

SINAR- Di tengah pandemi Covid-19 dan menjelang Hari Raya Idul Adha, Mahad Al-Jamiah IAIN Surakarta mengadakan webinar dengan tema Kurban Dalam Perspektif Tasawuf dengan narasumber bapak KH. Dr. Syamsul Bakri, M.Ag. (Wakil Rektor III IAIN Surakarta sekaligus Pengasuh Mahad Al-Jamiah). Peserta dalam acara ini selain diikuti oleh mahasantri Mahad Al-Jamiah juga diikuti oleh kalangan umum dari berbagai instansi lain.

Acara dibuka oleh moderator Ade Linda Karuma (Mahasantri Mahad Al-Jamiah) diawali dengan menyapa seluruh peserta webinar, dilanjut memperkenalkan profil singkat narasumber sekaligus menyerahkan waktu sepenuhnya kepada narasumber bapak KH. Dr. Syamsul Bakri, M.Ag. untuk menyampaikan materi.

Ketika mengawali materinya, KH. Dr. Syamsul Bakri, M.Ag. menyampaikan bahwa dalam agama Islam terdapat aspek eksoteris (lahir) dan aspek esoteris (batin), maka setiap amal dan ibadah yang dianjurkan dalam Islam tidak terlepas dari kedua aspek tersebut, salah satunya ibadah kurban. Imbuhnya, ber-fiqih tanpa ber-tasawuf maka ia fasik, sebaliknya ber-tasawuf tanpa ber-fiqih maka ia zindiq.

Kurban dalam pandangan tasawuf, pertama kurban dimaknai sebagai penyembelihan ego/nafsu untuk penghambaan dan pemujaan kepada Tuhan, bukan menyembelih hewan kurban untuk memuja diri sendiri. Kedua, kurban memiliki makna sosial, maka inti dari ibadah kurban terletak pada penghambaan manusia terhadap Tuhan (secara vertikal) dan berbagi kepada sesama manusia (secara horizontal).

Beliau menegaskan bahwa seluruh amal dan ibadah yang bersifat lahir (eksoteris) harus didasari dengan pondasi batin yang kuat (esoteris) supaya amal dan ibadah yang dilakukan lebih bermakna dan tidak hampa. Maksudnya, sebagai orang islam sudah seharusnya melakukan aturan fiqih secara baik dan benar namun tanpa meninggalkan ungsur-ungsur sufistik. (Gie/ Humas Publikasi)

Sumber: M. Agus Wahyudi