Mahasiswa Prestatif, Just Be Yourself

Nama Panji Putra Ariyanto tentunya sudah tidak asing lagi di kalangan mahasiwa UIN Raden Mas Said. Mahasiswa asal Karanganyar, Jawa Tengah ini beberapa kali mengharumkan nama kampus dalam berbagai gelaran di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Beberapa perhargaan berhasil diraihnya, antara lain terpilih sebagai campus director Hult Prize Foundation dan Juara III sekaligus gelar Mister Youth World dalam ajang Pemilihan Putera Puteri Pendidikan Jateng-DIY. Baru-baru ini Panji terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam konferensi kepemudaan bertajuk Turkey International Movement 2022. Bertempat di Istanbul, Turkey Panji berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan para peserta dari berbagai negara dan berdiskusi dalam forum-forum yang berlangsung pada 17 Januari-5 Februari 2022 tersebut.

Sederet prestasi yang diraih oleh mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islami ini tentunya bukan sesuatu yang instan. Panji mengaku sudah mulai tertarik mengikuti lomba-lomba dan kegiatan kepemudaan sejak dirinya duduk di bangku sekolah menengah. Tidak hanya sering mendapat keberhasilan, Panji juga terbiasa bersahabat dengan kegagalan. Dirinya selalu belajar dari keberhasilan maupun kegagalan untuk menjadi orang yang lebih baik.

Keputusan untuk berkuliah di UIN Raden Mas Said diakuinya merupakan salah satu keputusan terbaik dalam hidupnya. Sebelum mantap mengikuti seleksi jalur SPAN-PTKIN, dirinya gagal dalam beberapa seleksi beasiswa, salah satunya karena kemampuan bahasa Inggrisnya yang masih kurang. Sejak saat itu, Panji semakin termotivasi untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris.

“Kampus UIN ini komplit. Ada mata kuliah keagaan dan mata kuliah umum sesuai jurusan kita. Selain itu, lokasinya strategis dan pengajarnya bagus. Kalau ada kampus bagus di daerah kita sendiri, kenapa harus jauh-jauh,” jawabnya ketika ditanya alasannya mantap memilih mendaftar di UIN Raden Mas Said.

Adaptasi dengan Lingkungan PTKIN

Sebagai mahasiswa yang berasal dari latar belakang SMK, Panji mengaku mengalami kesulitan ketika pertama kali menjadi mahasiswa UIN Raden Mas Said. Sekolah menengah yang ditempuhnya tidak memberikan bekal bahasa Arab dan disiplin ilmu keislaman sebagaimana sekolah keagamaan. Ini menjadi tantangan pertama yang harus ditaklukkannya kala itu.

“Waktu itu saya merasa ketinggalan dalam mata kuliah keagamaan dan bahasa Arab. Tapi, saya harus segera bisa mengejar. Saya membeli buku-buku dan download jurnal agar bisa cepat belajar. Uang beasiswa juga saya pakai untuk membeli buku,” ungkapnya.

Tantangan ini tentunya banyak dirasakan oleh para mahasiswa yang tidak berasal dari sekolah keagamaan. Itu adalah hal yang wajar, menurutnya, namun jangan sampai menjadikannya alasan untuk tidak berusaha mengejar. “Justru harus segera cepat beradaptasi agar tidak tertinggal,” tegasnya.

Selain berusaha mengejar ketertinggalan dengan banyak membaca dan berlatih, Panji juga merasa bersyukur ada di lingkungan kampus yang bersahabat dan suportif. Wawasannya tentang berbagai isu keislaman, budaya, dan kepemudaan menjadi semakin terbuka dan menjadikannya bersemangat menuliskan ide-idenya dalam tulisan-tulisan ilmiah maupun populer. Tulisannya dapat ditemukan dalam jurnal ilmiah maupun media online. Tidak hanya mengembangkan kemapuan akademisnya melalui kegiatan perkuliahan, Panji juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan di lingkungan kampus.

Mengembangkan Diri di Kampus UIN Raden Mas Said

Mahasiswa yang menjabat sebagai Ketua Umum Formasi (Forum Mahasiswa Bidikmisi dan KIP Kuliah) UIN Raden Mas Said ini sangat bersyukur bisa mendapat banyak kesempatan untuk mengembangkan diri di kampus, salah satunya melalui berbagai kegiatan Bidikmisi. Setidaknya ada tiga kegiatan bagi mahasiswa Bidikmisi yang sangat berkontribusi baginya, yakni kursus intensif bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare selama satu bulan, pembinaan karakter dan bela negara, serta pendampingan penulisan karya ilmiah dan populer. Berbagai kegiatan pemgembangan diri tersebut diadakan secara rutin oleh UIN Raden Mas Said bagi mahasiswa Bidikmisi dan KIP Kuliah.

“Tiga kegiatan itu yang sangat saya rasakan pengaruhnya. Saya jadi lebih lancar berbahasa Inggris dan lebih percaya diri. Selain itu, pendampingan penulisan artikel ilmiah juga sangat bagus. Kami dibimbing dari awal hingga bisa publikasi,” tuturnya.

Selain itu, tambah Panji, ia juga bersyukur berkesempatan menjadi ketua umum Formasi 2021. Hal itu memberinya banyak kesempatan untuk menjadi delegasi kampus dalam berbagai kegiatan. Pengalaman menjadi ketua umum ini tidak lantas menjadikan Panji merasa jemawa. Ia menjadikan jabatan tersebut sebagai amanah untuk menjadi ‘pelayan’ bagi para anggota forum. Salah satunya dengan memastikan seluruh anggota forum mengikuti dan mendapatkan kegiatan pembinaan dan pengembangan diri yang amat penting bagi mereka.

Lebih lanjut, kegiatan UKM juga sangat berkontribusi dalam mengembangkan minat, bakat, serta kemampuan organisasinya. Di UIN Raden Mas Said, dirinya aktif di UKM Lembaga Penelitian Mahasiswa Dinamika dan JQH (Jam’iyyah Al-Qurra wa Al-Huffadz) Al Wustho. Melalui UKM LPM Dinamika inilah Panji semakin mengasah kemapuannya dalam bidang keilmiahan, penelitian, dan kepenulisan. LPM Dinamika juga mengasah kreativitas dan kekritisan mahasiswa dalam mengolah dan menanggapi suatu isu secara ilmiah. Sementara itu, JQH Al Wustho banyak membuka wawasannya tentang kajin keIslaman, kebudayaan, dan kesenian Islam. Kombinasi yang apik dalam bidang keislaman dan keilmihaan tersebut terbukti berhasil mengantarkan Panji lolos seleksi Turkey International Movement 2022, dimana salah satu paper yang dibuatkan menyoal tentang moderasi beragama.

Selain itu, Ia juga tertarik dengan kegiatan seminar atau konferensi internasional. Ia mengaku senang mengikuti kegiatan internasional karena banyaknya manfaat yang didapatkan. “Dengan ikut kegiatan internasional kita bisa lebih terbuka wawasannya dan tidak mandeg dalam satu hal saja. Saya suka bertemu dengan banyak orang dari latar belakang yang berbeda, tahu berbagai perspektif, dan tentunya meningkatkan kemampuan bahasa Inggris saya,” ujarnya.

Bahasa Inggris kerap menjadi kendala mahasiswa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan internasional. Oleh karenya, Panji memotivasi seluruh mahasiswa untuk meningkatkan kemapuan bahasa Inggris, apapun jurusan yang diambil. Hal itu karena kemampuan bahasa akan selalu diperlukan dalam bidang apapun.

Sempat Insecure

Berasal dari PTKIN awalnya sempat membuat Panji merasa minder ketika berada dalam kegiatan yang melibatkan perwakilan mahasiswa-mahasiswa dari kampus bergengsi di Indonesia, seperti UGM, Undip, UNS, maupun UI. Melihat sepak terjang dan pengalaman para mahasiswa dari kampus-kampus tersebut membuatnya sedikit khawatir. Salah satunya ketika dirinya mengikuti seleksi Turkey International Movement 2022 dimana dia bersaing dengan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia. Beruntung Panji segara bangkit menumbuhkan kepercayaan dirinya.

“Kuncinya adalah menjadi diri sendiri. Kita tidak perlu menjadi orang lain dan juga tidak perlu minder dengan orang-orang yang lebih keren. Hanya perlu menjadi Panji dan mengotimalkan ide-ide serta potensi yang kita punya,” tegasnya.

Tekadnya membuahkan hasil. Tidak hanya terpilih menjadi salah satu delegasi Indonesia, Panji juga dinobatkan sebagai delegasi terbaik dalam ajang tersebut. “Tidak perlu merasa insecure karena berasal dari PTKIN. Justru kalau kita merasa tertinggal, hal itu harus menjadi motivasi untuk membawa nama baik kampus UIN Raden Mas Said,” ungkapnya.

Panji berpendapat bahwa mahasiswa adalah elemen yang tidak terpisahkan dari kemajuan suatu kampus. Di Solo ada dua kampus besar yakni UNS dan UMS. Namun, UIN Raden Mas Said mempunyai ciri khas tersendiri, baik dari karakter keilmuan, karakter mahasiswanya, maupun keunikan sejarah kebudayaannya. Keunikan-keunikan tersebut yang dipadukan kreativitas mahasiswa hendaknya bisa menjadi modal untuk bisa sejajar atau lebih tinggi dari kampus-kampus yang lain. “Bila ingin kampus kita maju, tentunya kita sebagai mahasiswa juga harus berkontribusi,” tegasnya.

Oleh karena itu, dirinya mengajak para mahasiswa untuk aktif mengembangkan diri dan menghasilkan karya-karya yang bisa membantu kemajuan kampus UIN Raden Mas Said tercinta.