Menyadarkan Mahasiswa Tentang Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Oleh: Faris Muslim
(Mahasiswa Tadris Bahasa Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan)

#BanggaIAINSurakarta

Perpustakaan adalah sebuah tempat di sudut kampus yang berisi deretan rak buku dan berbagai buku, serta hanya dikunjungi ketika tugas akhir kuliah mahasiswa. Mungkin itulah paradigma yang tertanam di benak sebagian kalangan mahasiswa. Mereka kurang memahami bahwa hakikatnya perpustakaanlah yang memegang peranan sentral jika seorang mahasiswa hendak sukses dalam dunia perkuliahan.

Kegiatan magang akademik yang diikuti oleh semua mahasiswa Tadris (Pendidikan) Bahasa Indonesia IAIN Surakarta di Perpustakaan Universitas Sebelas Maret (UNS), menggelitik penulis untuk membuat tulisan ini. Dengan kegiatan magang tersebut, kami bisa berinteraksi lebih dekat dengan profesi pustakawan serta berbagai problematika dalam melayani pemustaka.

Menurut Basuki (1993: 1), perpustakaan ialah sebuah ruangan, bagian sebuah ruangan, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual.

Pada kenyataanya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki banyak sekali fungsi dan selalu bertambah seiring dengan perkembangan zaman, namun terkadang pemustaka dalam hal ini mahasiswa kurang memahami peran dari perpustakaan yang berfungsi untuk menunjang perkuliahan. Padahal dalam proses pembangunan perpustakaan selalu berorientasi pada kebutuhan pemakainya. Lalu seperti apakah fungsi perpustakaan bagi dunia perkuliahan?

Menurut Suwarno (2009: 42) fungsi sebuah perpustakaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari semua tugas perpustakaan. Fungsi perpustakaan tersebut antara lain adalah penyimpanan, penelitian, informasi, pendidikan, serta rekreasi.

Fungsi penyimpanan yaitu perpustakaan perguruan tinggi menyimpan berbagai koleksi pustaka yang diterimanya seperti buku, katalog, khazanah budaya, maupun hasil penelitian seperti skripsi, tesis, dan disertasi. Fungsi penelitian artinya perpustakaan perguruan tinggi menjadi penyedia berbagai referensi untuk keperluan pemustaka dalam melakukan sebuah penelitian.

Fungsi informasi adalah bahwa perpustakaan perguruan tinggi menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka, baik yang diminta maupun tidak. Fungsi pendidikan yaitu perpustakaan perguruan tinggi merupakan tempat belajar bagi para pemustaka untuk mengerjakan tugas kuliahnya, selain itu pemustaka juga bisa membaca berbagai bacaan sesuai minatnya.

Fungsi rekreasi adalah perpustakaan perguruan tinggi bisa menjadi tempat yang menyenangkan bagi para pemustaka setiap kali berkunjung. Fungsi rekreasi di antaranya dengan melengkapi perpustakaan perguruan tinggi dengan fasilitas pendukung seperti desain interior yang menarik, musik di ruang baca, pelayanan yang ramah, atau bisa juga dilengkapi dengan kantin dan ruang audio visual.

Berbagai fungsi tersebut sesuai dengan tujuan perpustakaan pada umumnya yaitu terjadinya transformasi dan transfer ilmu pengetahuan dari sumbernya di perpustakaan kepada pemustaka. Fungsi perpustakaan perguruan tinggi pun berkaitan erat dengan tri dharma perguruan tinggi yaitu, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kita sadar bahwa fungsi perpustakaan sangatlah bermanfaat bagi mahasiswa. Hal itu adalah membina dan memberdayakan mahasiswa untuk datang ke perpustakaan sehingga meningkat daya potensinya, dan meningkatkan minat mahasiswa bahwa mengunjungi perpustakaan bukan hanya ketika ada paksaan tugas melainkan termotivasi dengan sendirinya untuk mengetahui ilmu dengan lebih dalam.

Menjadi Pemustaka yang Cerdas

Jika selama ini kita sering membahas mahasiswa dari caranya bersosialisasi di kehidupan kampus, mari kita bergeser dengan melihat perilaku mahasiswa di perpustakaan. Ada berbagai macam perilaku mahasiswa yang ada dalam lingkup perpustakaan perguruan tinggi. Ada yang menghormati peraturan, ada yang kurang memerhatikan aturan, dan ada pula yang tidak memedulikan aturan sebagai seorang pemustaka, padahal mereka mengaku sebagai insan akademis. Lalu siapakah sebenarnya mahasiswa, dan apa hubungannya dengan pemustaka?

Menurut Abdillah (2015: 13) Mahasiswa adalah sekelompok masyarakat yang bergelut di dunia kampus, mengumpulkan serpihan-serpihan kebenaran untuk membentuk kekuatan intelektual dan pemikiran ilmiah yang kokoh. Sementara pemustaka merupakan pengguna perpustakaan baik mahasiswa, dosen, guru, serta masyarakat yang bergantung terhadap kehadiran perpustakaan.

Terkadang ada mahasiswa yang kurang cerdas dalam beretika sebagai seorang pemustaka. Mereka adalah orang-orang yang selalu mengabaikan berbagai peraturan di perpustakaan. Padahal mereka mengaku sebagai agen perubahan yang penuh idealisme dengan taraf berpikir di atas rata-rata. Mahasiswa yang cerdas akan memahami mengapa sebuah aturan dibuat dan menjalankannya dengan penuh etika.

Contoh dosa yang sering dilakukan adalah dengan berbuat seenaknya di dalam perpustakaan sehingga mengganggu pengunjung lain, mencoret-coret bahan pustaka, hingga mencuri atau menghilangkan bahan pustaka. Di sinilah letak kecerdasan mereka hilang, adalah hal yang percuma apabila menjadi seorang terpelajar namun tak beretika sehingga kecerdasan pun hanya sebuah keniscayaan.

Dosa terbesar seorang mahasiswa sebagai pemustaka bukanlah hal-hal disebutkan di atas, melainkan mahasiswa yang tak pernah menganggap ada kehadiran perpustakaan dengan dalih sibuk organisasi, kerja, dan berbagai alasan lainnya. Mereka mengaku sebagai kaum intelektual muda dan berpikir ilmiah, namun bagaimana mungkin hal tersebut dapat terjadi tanpa pernah membaca buku?

Untuk membentuk kekuatan intelektual dan pemikiran ilmiah, seorang mahasiswa tentunya harus menjadi pemustaka yang cerdas. Pemustaka yang cerdas adalah yang memanfaatkan kehadiran perpustakaan dengan membaca berbagai literatur untuk memperluas wawasan dan memperdalam daya berpikir tanpa mengabaikan peraturan-peraturan yang ada di lingkup perpustakaan.


Rujukan:

Abdillah, Achmad Firdaus. 2015. Khusus Mahasiswa Cerdas. Surakarta: Indiva.
Basuki, Sulistyo. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Suwarno, Wiji. 2009. Psikologi Perpustakaan.  Jakarta: Sagung Seto.