Menciptakan Manajer Muda Yang Komunikatif

SINAR – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Syariah (MJS)  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengadakan Training Komunikasi Bisnis dengan tema “Mengekpresikan Diri Melalui Potensi yang Dimiliki Menuju Manajer Sejati” yang merupakan Proker Bidang Public Relation, Sabtu (22/11). Acara ini diselenggarakan di gedung Pascasarjana lantai 4 IAIN Surakarta.

Acara ini dihadiri sekitar 216 mahasiswa, yang terdiri dari 200 mahasiswa jurusan Manajemen Syariah (MJS) dan 16 mahasiswa dari jurusan Akuntansi Syariah (AKS) dan Perbankan Syariah (PBS). Dalam acara ini dihadiri dan dibuka oleh Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Drs. Basuki Rahardjo, MS yang dalam sambutanya menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan bagus guna menciptakan manajer-manajer muda yang mengetahui komunikasi dan negosiasi secara benar. “Tujuan dari kegiatan ini bagus untuk menciptakan para manajer muda yang mengetahui ilmu komunikasi dan negosiasi dengan benar,” tuturnya.

“Acara ini diselenggarakan guna menumbuhkan karakteristik mahasiswa dibidang Public Speaking agar lebih mengetahui strategi negosiasi dan konsilidasi nanti disaat jadi manajer,” kata Burhan selaku ketua kegiatan.

Materi yang disampaikan Sugiman, selaku pembicara tunggal dalam training tersebut sangat menarik, hal itu dikarena beliau sudah berkecimpung dalam dunia manajerial selama 4 tahun di bidang perhotelan. Dalam materinya beliau menerangkan bahwa komunikasi mempunyai peran penting di dunia kerja. Beliau juga menerangkan bagaimana strategi komunikasi  yang baik di dunia kerja. Ditengah-tengah penyampaian materinya beliau selalu menyisipkan games agar mahasiswa lebih aktif dan semangat dalam mengikuti training. (Kevin)

Menuju Good University Governance

SINAR – Menjadi Good University Governance adalah hal yang tidak mudah untuk dilakukan, tetapi hal tersebut juga tidak sulit untuk diwujudkan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta yang dalam perkembangannya terus berbenah diri untuk terus menjadi lebih baik. Pembenahan dalam hal penataan dan tata kelola serta pengembangan institusi menjadi perhatian khusus. Perlu adanya sebuah sistem yang berfungsi untuk mengawal dan memberi arahan yang konkret untuk setiap kebijakan-kebijakan pimpinan institusi. Dan pada akhirnya Sistem Pengawasan Internal (SPI) dirasa sangat diperlukan dan diterapkan guna menuju institusi yang sehat dan bersih dalam berbagai bidang di dalamnya.

SPI adalah organ pengawasan internal yang memiliki tugas melaksanakan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan audit di bidang keuangan dan kinerja universitas. Integritas profesional, independensi, objektif, komitmen, dan risk taker adalah menjadi karakteristik dari satuan ini.

Hal tersebut diutarakan Drs. Hamid Cebba, MBA., CPA, CA., Kepala SPI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Seminar Nasional dengan tema “Membangun Good University Governance Melalui Penerapan Sistem Pengawasan Internal (SPI)”, Rabu-Kamis (26-27/11), di Lor In Syariah Hotel Surakarta.

Sementara itu urgensi dari SPI dalam implementasinya di PTAIN yakni, membangun akuntabilitas dan profesionalisme kinerja, membantu dalam pencapaian rencana strategis lembaga dan rencana prioritas pimpinan, memberikan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan anggaran, mendorong ketaatan pada aturan dan undang-undang yang berlaku, mendeteksi terjadinya kesalahan (mismanagement), dan penyelewengan (fraud) dalam pelaksanaan aktivitas lembaga, serta membantu pengamanan aset terkait terjadinya kecurangan, pemborosan, dan salah penggunaan yang tidak sesuai tujuan, terang Satriyan Abd. Rahman selaku Kepala Biro AUAK IAIN Surakarta.

Satriyan menambahkan ada empat hal yang menjadi tupoksi dari SPI, yakni: (1) Pendampingan, membantu dalam pendampingan baik dalam pelaksanaan kegiatan maupun saat dilakukan audit eksternal, (2) Supervisi, memberikan pengawasan pelaksanaan aktivitas kegiatan dan memberikan masukan bila terjadi kesalahan subtantif maupun administratif, (3) Review, melaksanakan review atas laporan kegiatan dan dokumen-dokumen keuangan dan administrasi lainnya, (4) Bim-Tek, memberikan bimbingan teknis dalam hal pelaporan dan pelaksanaan teknis kegiatan. (Mahendra)

Deradikalisasi Sebagai Upaya Menangkal Terorisme

SINAR – Disampaikan Prof. Dr. Irfan Idris, MA selaku Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam kegiatan yang bertajuk “Dialog Pencegahan Terorisme Bersama Civitas Akademika IAIN Surakarta”. Kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa (18/11) ini terselenggara atas kerjasama dari BNPT dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Dalam dialog yang diikuti oleh lebih dari 500 peserta ini terdiri dari seluruh civitas akademika di lingkungan IAIN Surakarta dan beberapa tamu undangan dari pejabat terkait. Selain Irfan Idris, Prof. Dr. KH. Ali Musthafa Ya’qub (Imam Besar Masjid Istiqlal), Ali Fauzi, M.Pd (Tim Ahli BNPT/Mantan Aktivis Kelompok Radikal), Dr. Mudhofir, M. Pd (Wakil Rektor I IAIN Surakarta) dihadirkan sebagai pembicara pada dialog ini.

terorisme-bnpt

Rektor IAIN Surakarta, Dr. H Imam Sukardi, M. Ag, menyambut baik atas kerjasama yang dilakukan IAIN Surakarta dan BNPT yang telah terjalin selama ini. Dan dengan diadakannya kegiatan dialog diharapkan pemahaman mengenai terorisme dapat diketahui sejak dini berikut dengan strategi pencegahannya.

Sementara itu Mayjen TNI Abdul Rahman Kadir selaku Sestama BNPT dalam sambutan pembukaan mewakili Kepala BNPT menyampaikan bahwa gerakan radikalisme semakin menemukan bentuk brutalitasnya, manakala penanganannya secara parsial tidak komprehensif dan tidak terkoordinasi antar institusi penegak hukum dan semua elemen bangsa. Munculnya gerakan radikalisme ini lebih disebabkan karena pemahaman agama yang sempit dan parsial serta sebatas kontekstual yang pada akhirnya menimbulkan pertentangan antar pemeluk agama.

Untuk mengatasi masalah radikalisme, Pemerintah melalui BNPT melakukan deradikalisasi dengan melibatkan banyak pihak mulai dari kementerian dan lembaga, Polri, TNI, Perguruan Tinggi, hingga masyarakat sipil seperti ormas dan LSM. Adapun desain deradikalisasi menurut Irfan Idris ada empat komponen yaitu, reedukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan reintegrasi.

Melalui Perguruan Tinggi, BNPT secara continue juga aktif melakukan sosialisasi deradikalisasi. Kampus dipilih sebagai salah satu pusat deradikalisasi karena beberapa pelaku terorisme adalah mahasiswa atau alumni Perguruan Tinggi. Adapun kegiatan tersebut dilakukan dengan bentuk Public Lecture, Workshop, dan sebagainya. Mahasiswa dituntut untuk berfikir kritis dan memperkuat nasionalisme sehingga tidak mudah menerima doktrin yang destruktif, pungkasnya.

Sementara itu, Dr. Mudhofir, M. Ag, dalam presentasi makalahnya yang berjudul “IAIN Surakarta dan Deradikalisasi Terorisme”, mengungkapkan kekerasan adalah akibat dari ekstrimisme yang lahir diantaranya dari pemahaman teks-teks yang keras. Untuk itu diperlukan konsep teologi yang rahmatan lil-‘alamin baik dalam pendidikan formal, informal, dan nonformal. Disinilah, IAIN Surakarta dapat mengambil peran melalui pengajaran, penelitian, dan pengabdian dengan memperkuat teologi rahmatan lil-‘alamin dalam struktur kurikulum serta visi-misinya dalam rangka menangkal adanya kelompok-kelompok radikal yang disinyalir telah merambah ke dunia pendidikan khususnya di perguruan tinggi.

Berbicara masalah pencegahan terorisme, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Ali Musthafa Ya’qub menjelaskan bahwa diperlukan sebuah pemahaman mengenai penyebab munculnya terorisme yaitu: adanya ketidakadilan global, terorisme sengaja diciptakan dan dipelihara untuk kepentingan tertentu, dan pemahaman tentang agama yang sempit dan sepotong-potong.

Senada dengan hal tersebut, Ali Fauzi yang pernah terlibat dalam kelompok radikalisme ini mengungkapkan jika radikalisme bukanlah sebuah produk atau keputusan yang single tetapi merupakn hasil dari proses dialektika yang perlahan-lahan mendorong seseorang berkomitmen pada aksi kekerasan (terorisme). Sehingga diperlukan sebuah pendekatan secara friendship dan continue untuk pencegahan, sehingga dapat membawa kembali ke kehidupan normal bagi mereka yang terlibat dalam kelompok radikalisme tersebut. (Mahendra)

Kunjungan Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia

Jum’at, 13 September 2013 28 orang dari Fakulti Pengajian Islam Universiti Kebangsaan Malaysia hadir di IAIN Surakarta. Mereka diterima secara langsung oleh Rektor IAIN Surakarta beserta Kabiro, seluruh Wakil Rektor dan jajaran pejabat yang ada di IAIN Surakarta. Pertemuan dilakukan di Gedung Pascasarjana IAIN Surakarta.

Dalam sambutannya, Rektor IAIN Surakarta, Dr. Imam Sukardi, M.Ag memberikan ucapan selamat datang kepada seluruh anggota rombongan dan kunjungan dari Fakulti Pengajian Islam ini. Kunjungan ini menjadi inspirasi sekaligus sebagai ruang sharing antar perguruan tinggi Islam agar nantinya universitas Islam yang ada di dunia semakin berkembang.

Selain hal tersebut beliau menceritakan perkembangan yang telah dilampaui oleh IAIN Surakarta mulai dari sejarah awal berdiri dengan nama STAIN Surakarta hingga sekarang beralih status menjadi IAIN Surakarta serta bagaimana perkembangan fakultas yang ada saat ini.

Beliau juga menyampaikan 5 pilar IAIN Surakarta, yang salah satunya adalah entrepreneurship, yang mana selain pembekalan Ilmu Bahasa dan Agama, mahasiswa saat ini juga dibekali dengan jiwa kewirausahaan yang akan berguna ketika mereka telah selesai  masa studinya.

Prof. Dr. Moh. Nasron Mohamad, sebagai dekan Fakulti Pengajian Islam dalam sambutannya menyatakan memilih Jawa Tengah sebagai tujuannya dan IAIN Surakarta sebagai tempat terakhir kunjungan mereka setelah sebelumnya mengunjungi IAIN Walisongo Semarang, STAIN Kudus, dan STAIN Salatiga.

Beliau juga menyatakan bahwa dahulu delegasi IAIN Surakarta pernah mengunjungi Universiti Kebangsaan Malaysia pada tahun 2006 saat masih berstatus STAIN Surakarta. Sehingga kunjungan kali ini menjadi kunjungan balasan dan memperkuat silaturrahmi diantara kedua Universitas.

Dicari, Buku Layak Anak

Beberapa waktu lalu Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengendus peredaran komik yang berisi tentang cerita cinta sesama jenis atau lebih dikenal dengan Homoseksual yang telah beredar di toko buku. Buku yang diterbitkan oleh salah satu penerbit yang terkemuka di Indonesia ini sungguh sangat mencederai dunia perbukuan khususnya buku tentang anak. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan khusunya bagi para guru ataupun orang tua sendiri ketika dalam memilah buku bacaan anak . Seperti diketahui bahwa didalam diri seorang anak mempunyai potensi yang terpendam yang memiliki sejuta harapan dikemudian hari akan mengisi segala sektor di setiap bidang. Jangan sampai kita mencederai mereka dengan bacaan yang tidak mencerdaskan hanya demi meraup keuntungan semata!

Seperti yang kita ketahui seorang anak belum dapat memilih bacaan anak yang baik untuk dirinya sendiri. Anak akan membaca apa saja bacaan yang ditemui tidak pedulikan cocok atau tidak untuknya karena memang belum tahu. Agar anak dapat memilih bacaan yang sesuai dengan perkembangan ke-dirian-nya, sebagai orang tua atau guru harus peduli dengan memberikan konsumsi buku bacaan yang tepat. Namun demikian, pemilihan bacaan anak haruslah tidak dilakukan secara serampangan atau berdasarkan selera subjektif dan kacamata orang dewasa. Bagaimanapun yang berkepentingan dalam hal ini adalah anak, maka kebutuhan anak harus menjadi kriteria pertama yang dijadikan pegangan. Pemilihan bacaan harus mempertimbangkan hal-hal tertentu yang telah diakui ketepatannya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Anak yang berstatus bayi mulai belajar bahasa lewat bunyi dan ucapan-ucapan yang didengarnya dari sekelilingnya. Pada mulanya anak tidak dapat membedakan bunyi-suara manusia dengan bunyi-bunyian yang lain, tetapi lama-kelamaan mampu membedakannya. Kenyataan bahwa seorang bayi berada dalam kondisi yang amat rentan dan tidak berdaya, bahkan terhadap kelangsungan hidupnya sendiri, tidak dapat berbuat apa pun tanpa bantuan orang lain, tetapi dapat belajar berbahasa sungguh merupakan sebuah keajaiban. Apalagi dalam waktu yang relatif singkat, yaitu hanya beberapa tahun, anak sudah mampu berbahasa, mampu menguasai bahasanya sendiri, suatu hal yang hampir mustahil terjadi pada diri orang dewasa. Oleh karena itu, orang kemudian mempertanyakan apa sebenarnya yang terjadi dalam diri anak yang diibaratkan sebagai kota hitam (black box) itu, yakni sesuatu yang menunjukan adanya unsur ketidakterpahaman tentang apa yang terjadi. (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 59).  Implikasi dari pemahaman terhadap proses pemerolehan bahasa anak tersebut bagi pemilihan buku bacaan anak,  yakni dalam pemilihan bacaan anak itu mestinya didasarkan pada materi yang dapat dipahami anak, yang dituliskan dengan bahasa yang sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak.

Untuk itu, kita harus berfikir kritis memilihkan bacaan cerita anak yang sesuai dan efektif buat anak, bacaan yang baik dan sengaja ditulis untuk konsumsi anak-anak. Hal itu berarti bahwa kita, guru dan atau orang tua, haruslah memahami struktur dan bentuk buku bacaan, sebagaimana halnya kita memahami perkembangan cara berfikir anak, perkembangan emosional, sosial, dan bahasa, serta perubahan kriteria kemenarikan. Singkatnya, kita haruslah mempunyai kemampuan untuk memilih secara tepat bacaan-bacaan yang dimaksud dengan mempergunakan kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan.

Persoalannya kini adalah tema dan moral apa yang baik untuk buku-buku anak? Dewasa ini memperoleh bacaan anak amat mudah. Di toko-toko buku tersedia amat beragam dan banyak buku bacaan anak yang disediakan pada rak-rak khusus. Buku-buku bacaan anak yang dimaksud terdiri dari berbagai genre, baik yang merupakan karya asli berbahasa Indonesia maupun karya-karya terjemahan, atau karya yang terdiri dari dua bahasa: Indonesia dan Inggris. Buku-buku tersebut banyak yang sudah menunjuk dirinya untuk dipakai pada anak usia tertentu atau kelas tertentu sehingga kita tinggal memilih sesuai dengan keadaan anak yang akan diberi bacaan itu. Untuk bacaan anak usia awal sekolah pun banyak buku-buku bergambar yang ditulis dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Misalnya, buku Knowing ABC, Mengenal Huruf sambil mewarnai (usia 5-6 tahun) karya Mondy Risutra yang berisi gambar-gambar binatang dan aktivitas tertentu. Dengan demikian, lewat buku dan bantuan kita, anak sekaligus dapat belajar bahasa Inggris secara langsung dalam konteks bacaan cerita yang menarik.  Buku-buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia, selain yang merupakan karya kreatif, dalam arti karya asli para pengarang yang bersangkutan, juga banyak beredar buku-buku kumpulan dongeng dari berbagai pelosok tanah air di Indonesia. Misalnya buku-buku kumpulan dongeng berjudul Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan Cerita Rakyat dari Surakarta, keduanya merupakan karya Bakdi Sumanto. Sedangkan dalam kelompok buku terjemahan yang saat ini sedang bagus di pasaran seperti buku serial novel Harry Pooter  karya J.K Rowling, Buku serial  Goosebumps karya R.L Stine yang mengalir terus tidak ada habisnya. Demikian juga halnya dengan buku-buku komik impor yang tidak kalah meriah dan membanjirinya di berbagai toko, yang bahkan juga tersedia di toko-toko yang bukan toko buku, misalnya di mini market. Semua buku cerita tersebut menjanjikan cerita yang menarik, menjanjikan  petualangan yang imajinatif anak yang mencekam dan memuaskan.

Hal itu belum lagi kita memperhitungkan bahwa berbagai surat kabar harian pun kini banyak yang menyediakan kolom  atau rubrik dunia anak, misalnya Harian Umum Solopos, Harian Umum Joglosemar, Suara Merdeka, sedangkan yang taraf nasional Kompas khusus edisi minggu. Demikian pula halnya dengan majalah. Bahkan, kini juga relatif banyak majalah yang sengaja diterbitkan khusus untuk dikonsumsikan kepada anak, misalnya majalah Bobo, Anak Sholeh, TK Islam, Ananda, dan lain-lain. Bahkan cerpen-cerpen (dongeng)  yang dimuat di majalah anak-anak kini juga diterbitkan ulang dibuat dalam bentuk antologi cerita anak.

Artinya, dewasa ini anak-anak kita benar-benar dimanjakan dengan ketersediaan bacaan anak-anak demikian banyak pilihan bacaan yang beragam. Buku-buku tersebut, terutama yang berbentuk majalah, atau yang berupa kolom di surat kabar, pada umumnya tidak hanya memuat cerita-cerita, melainkan juga berisi berbagai hal penting yang perlu diketahui anak untuk memperkaya wawasan yang sengaja ditulis dengan kacamata anak yang berwujud tulisan-tulisan nonfiksi. Akhirnya juga harus dikemukakan bahwa sebenarnya tidak banyak anak Indonesia yang mempunyai kesempatan dimanjakan dengan berbagai buku anak. Anak-anak yang tinggal di pelosok atau daerah yang terpinggirkan, akan kurang dapat menikmati limpahan buku-buku berharga itu. Oleh karena itu, pihak sekolah atau lembaga yang terkait, yang peduli dengan anak dan masa depan mereka, yang notabene adalah aset bangsa  di masa depan, haruslah bersedia berkorban mengusahakan buku bacaan anak yang tepat dan mencerdaskan bukan, merusak moral. Selain itu, para penerbit dan toko-toko buku harus benar-benar menyeleksi buku yang masuk sesuai dengan budaya kita.

Dengan buku-buku inilah anak-anak layaknya seperti manusia dewasa pada umumnya dibantu untuk memahami dunia sekitar. Pengetahuan yang diperoleh dari proses membaca ini akan menjadi bekal mereka dimasa yang akan datang. Tugas kita adalah mengarahkan dan mengajak serta memberikan contoh kepada mereka untuk membaca dan membaca.

Tulisan ini dimuat pada laman

http://www.muslimdaily.net/opini/dicari-buku-layak-anak.html

Mahasiswa Ekonomi dalam Menghadapi MEA 2015

SINAR – Forum Ekonomi Syari’ah (FRESH) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta mengadakan Sharia Economist Training 1 (SET 1) dengan tema “Eksistensi Sumber Daya Insani Jadikan Ekonom Rabbani”, Selasa (19/8).  Dalam Acara ini Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Drs. Basuki Rahardjo, MS memberikan sambutan sekaligus membuka acara dengan harapan mampu mencetak generasi penerus yang berjiwa penulis dan seorang peneliti karena hal tersebut dapat menciptakan inovasi keilmuan, khususnya bidang Ekonomi Islam.

Ketua Panitia SET 1, Martono menyampaikan bahwa  SET 1 ini diadakan guna mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang harapannya mampu mencetak kader bangsa yang mempunyai intelektual tinggi yang berjiwa kritis, khususnya bidang perkonomian Syariah.

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 19-21 Agustus 2014, yang dibuka di gedung Graha IAIN Surakarta dari pukul 13.00-17.00 WIB  dan dilanjutkan acara inti di Balai Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar. Dengan tujuan merajut ukhuwah dalam dakwah bernuansa ilmiah antar anggota dan pengurus FRESH, dan meningkatkan dan mengembangkan wawasan terkait ekonomi syariah sebagai generasi penerus bangsa.

Dalam  acara ini diberikan materi tentang Syumuliyatul Islam, Urgensi Dakwah Ekonomi Islam, dan Pengantar Ekonomi Islam. Pematerinya didatangkan dari beberapa elemen masyarakat baik dari pakar ekonomi syariah dan pakar keislaman. Seratus dua puluh peserta yang terdiri dari mahasiswa jurusan Manajemen Syariah, Akuntansi Syariah dan Perbankan Syariah angkatan 2014 dan 2013 sangat antusias, hal ini terlihat sikap mereka yang sangat ceria dan semangat dalam mengikuti setiap rangkaian kegiatan yang dilakukan. (Slamet)