Pendidikan Dengan Nuansa Rohmatan Lil’alamin, Bebaskan Kekerasan Dalam Pendidikan

seminar-pendidikan-rahmatan-lil-alaminSINAR- Sebanyak 75 mahasiswa perwakilan dari organisasi mahasiswa di internal jurusan PAI ikuti seminar pendidikan dengan tema “Islam rohmatan lil ‘alamin”. Seminar tersebut digelar di Gedung Pasca Sarjana lantai 4 pada, Rabu (9/11) oleh Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta.

Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga, Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy yang menjadi narasumber kegiatan tersebut mengatakan, dunia pendidikan di negeri ini masih belum bisa sepenuhnya lepas dari kejadian kekerasan pada anak saat proses pendidikan. Kekerasan tersebut banyak macamnya seperti kekerasan fisik, kekerasan verbal ataupun sampai pada kekerasan seksual.

Menurutnya, untuk mengurangi terjadinya kekerasan dalam dunia pendidikan seorang pendidik harus menerapkan pendidikan yang rohmatan lil ‘alamin. “Menjadi seorang guru harus bisa menerapkan habitus atau kebiasaan Islam rohmatan lil alamin,”terangnya.

Ia menambahkan, seorang guru harus bisa meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad dalam menyampaikan dakwahnya itu dengan paradigma profetik, menentang penindasan dan ketidakadilan sosial, serta aktualisasi masyarakat yang benar dengan partisipasi dalam aksi. “Hal itu perlu diterapkan oleh guru saat mengajar”, tegasnya.

Sementara dalam sambutannya, Ketua Jurusan (Kajur) PAI, Dr. Fauzi Muharom, M.Ag., menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan kepada para mahasiswa terkait urgensi pendidikan inklusif dalam prespektif pendidikan rahmatan lil ‘alamin. Harapan kami kegiatan ini dapat membentengi para mahasiswa jurusan PAI dari faham-faham radikalisme, ISIS, dan terorisme, apalagi mereka yang menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan internal maupun eksternal kampus”, terangnya.

Sedangkan Wakil Dekan (Wadek) II FITK Hj. Siti Choiriyah, M.Ag.,  menyampaikan bahwa peserta seminar ini merupakan para aktivis kampus. Mereka aktif di organisasi mahasiswa di dalam maupun organisasi ekstra kampus.“Saya harap mereka semua bisa bersatu, meskipun mereka berbeda background organisasinya,”katanya. “Karena mereka sebagai calon pendidik, harapannya mereka kelak bisa menjadi guru pembawa rohmat bukan malah menjadi provokator kepada siswa-siswinya”, imbuhnya. (Gie/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta