Penguatan Karakter, Mahasiswa Bidikmisi Angkatan 2019 Digembleng di Bantir Sumowono

SINAR- Kegiatan rutin sub bagian kemahasiswaan IAIN Surakarta dalam memonitoring mahasiswa beasiswa Bidikmisi adalah melaksanakan Penguatan Karakter Mahasiswa secara rutin kepada semua penerima beasiswa Bidikmisi di IAIN Surakarta. Selama tiga hari (30 Maret- 1 April 2021) seluruh penerima beasiswa Bidikmisi 2019 dikirim ke Bantir Sumowono Bandungan untuk menjalani Penguatan Karakter Mahasiswa.

Sejumlah 184 orang selama tiga hari akan digembleng baik secara mental maupun secara fisik agar mempunyai bekal yang cukup dalam penemuan jati diri dan menjalani proses kehidupan sebagai mahasiswa yang masih rentan dengan gejolak muda.

Sebagai bentuk motivasi, didatangkan Rektor IAIN Surakarta dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama. Beliau berdua didatangkan bukan hanya sebagai pimpinan tertinggi di IAIN Surakarta, lebih dari itu beliau berdua berbagi pengalaman hidup. Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag.,M.Pd., membagikan pengalamannya saat kuliah. Lebih baik saya tidak makan asalkan ada uang untuk membeli buku”, ucapnya haru. Prof. Mudofir memang berasal dari kelurga yang tidak berada tetapi semangatnya dalam belajar sangat tinggi hingga kini bisa menjabat sebagai Rektor dengan gelar akademik tertinggi adalah bagian dari kerja keras dan semangatnya untuk terus belajar.

Dalam menjalani hidup perlulah menyeimbangkan eksistensi dan esensi sebagai manusia. Eksistensi/ wujud manusia tidaklah berbeda dengan binatang jika tidak mempunyai esensi hidup yakni mengisi seonggok daging ini dengan tujuan hidup dengan karakter yang kuat dan dengan iman dan ilmu”, tuturnya. Sedangkan untuk menambah ilmu kita bisa berguru kepada dosen, kyai dan memperkaya khazanah ilmu dengan membaca buku. Jadi sisihkanlah uang untuk membeli buku sebagai investasi masa depan”, pesan ia. Apalagi buku tentang biografi orang-orang yang sukses, semacam itu akan menambah semangat kalian dalam menggapai cita-cita”, imbuhnya.

Melanjutkan motivasi yang diberikan oleh Rektor IAIN Surakarta, pesan dari Dr. KH. Syamsul Bakri, M.Ag., juga tak kalah penting untuk seluruh peserta yang hadir. Dr. KH. Syamsul Bakri mengumpamakan manusia seperti sebuah tanah. Tanah dibagi menjadi tiga jenis. 1). Tanah yang subur seperti manusia yang memang dari awalnya tercipta dengan berbagai keahlian sehingga bisa memberikan manfaat yang banyak kepada lingkungannya. 2). Tanah yang biasa saja, tidak begitu subur tapi tidak tandus juga. Jika ingin merubahnya menjadi tanah yang subur maka perlu ketelatenan untuk merawatnya. Seperti manusia yang perlu diasah pikirannya diasah keahliannya agar bisa lebih bermanfaat untuk sesama. Perumpamaan lain adalah besi rongsokan tidak akan berharga tetapi ketika diasah dan menjadi samurai maka akan menjadi istimewa dan mahal harganya”, tuturnya. 3). Tanah tandus kering dan berbatu. Jenis seperti ini memang susah diolah dan diambil manfaatnya tetapi jika jeli maka diantara bebatuan itu akan ditemukan batu mulia yang mahal harganya. Keberanian kalian untuk mengeksplor diri akan menjadi pengasah yang bisa memunculkan nilai kalian”, tutupnya.

Dinginnya lantai Barak TNI Bantir Sumowono ditambah dengan sunyinya malam di Bandungan menambah khidmatnya tiap kalimat yang diucapkan oleh beliau berdua.

Selama jalannya kegiatan ini tetap mematuhi protokol kesehatan covid-19. (Gie/ Humas Publikasi)