Pentingnya Peran Ibu Sebagai Madrasah Al-Ula Dalam Pendidikan Anak



Oleh: Eli Murtafiah
(Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah IAIN Surakarta)

Ibu adalah rumah bagi anak sebelum anak itu dilahirkan. Sembilan bulan ibu mengandung, kemudian melahirkan, mengasuh serta merawat anaknya. Perjuangan seorang ibu untuk anaknya memang bukanlah hal yang mudah, bahkan nyawapun menjadi taruhannya. Ibu selalu memberikan yang terbaik untuk anaknya, memberikan kasih sayang yang tak terhingga untuk anaknya. Ibu begitu tulus, ikhlas sepenuh jiwa dan raga memberikan kasih sayang dan perhatiannya. Tanpa pamrih dan mengharap imbalan apapun dari anaknya.

Dari ibulah seorang anak banyak belajar hal-hal baru dalam hidupnya. Belajar berbicara, belajar memakai pakaian sendiri, belajar cara makan, melatih motorik kasar dan halus. Hal- hal tersebut dimulai dari guru yang hebat bernama ibu. Ibu adalah pengajar, pembimbing serta penasehat terbaik bagi anaknya. Ketika seorang anak tengah bingung tak tau arah, ketika seorang anak tengah dalam masalah, ketika seorang anak tengah gundah dan gelisah. Ibu adalah tempat ternyaman untuk mencurahkan isi hati.

Seorang anak senantiasa mendambakan ibu yang baik dan juga sholehah. Ibu yang ideal secara Islam adalah seorang ibu yang memiliki budi pekerti luhur, ta’at dalam beribadah menjalankan syari’at agama Islam dan juga ibu yang memberikan manfaat bagi anaknya. Seorang ibu yang ideal menurut pandangan Islam juga, ibu yang mengerti, bagaimana mengajarkan nilai-nilai ketauhidan kepada anaknya ketika masih didalam kandungan, sampai anak itu lahir seorang ibu harus mengerti bagaimana mendidik anak dengan nilai-nilai ke-Islaman, mengajarkan hal-hal mengenai permasalahan agama. Dengan cara mengajarkan dan membiasakan anak sedari kecil sholat, membaca Al-Qur’an, mengenalkan anak dengan  nama-nama dan sifat-sifat Allah, sejarah-sejarah Nabi dan Rasul, meneladani kepribadian Rasulullah SAW dan memberikan contoh akhlak dan adab Islam yang baik pada anak.

Mendidik anak sedari kecil dapat memberikan dampak yang luar biasa nantinya. Pola pembiasaan sejak kecil memberikan dampak kepada anak yaitu memiliki keterampilan serta kepribadian yang baik dan berkualitas, berakhlak mulia, kuat secara fisik dan juga mental. Ibu yang baik tentunya ibu yang selalu mendo’akan anak-anak nya. Ibu yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tulus, yang tak pernah lupa akan tanggung jawabnya dalam mengasuh anak. Membentuk kepribadian anak adalah tanggung jawab ibu. Dalam hal ini ibulah yang lebih besar perannya dari pada ayah.

Tak hanya mendidik anak ketika masih kecil saja, peran ibu juga sangat dibutuhkan ketika anak memasuki masa remaja. Sudah selayaknya sebagai ibu yang baik, ibu senantiasa memberikan pendampingan dan pengarahan kepada anak ketika memasuki masa remaja. Masa remaja yaitu masa dimana anak mencari jati dirinya. Usaha yang dilakukan ibu hendaknya memberikan pengarahan dalam ranah pendidikan yang baik untuk anaknya, memberikan pengertian terhadap perubahan yang terjadi pada anaknya, serta tetap terbuka terhadap anak.

Ketika anak memasuki masa baligh mereka telah memasuki fase yang mana taklif mereka sebagai muslim/muslimah telah diperhitungkan. Ibu harus memberikan pengertian bahwa pada masa ini anak telah wajib menjalankan kewajiban beragama, menjelaskan tentang batas-batas aurat bagi mereka, menjaga adab Islam terlebih kepada lawan jenis. Ibu hendaknya tetap menjadi sosok yang terbuka dan friendly kepada anak, mendengarkan ceritanya, membantu dan mengarahkan mereka sehingga mereka tidak jatuh pada hal yang tidak diinginkan.

Tidak diragukan lagi betapa pentingnya peran ibu dalam mendidik anaknya. Terbukti sejak masih gadis ibu telah mempersiapkannya membekali diri dengan nilai-nilai kebaikan, supaya menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya kelak. Secara emosionil ibu adalah orang terdekat bagi anaknya, dengan kasih sayang dan kelembutan sang ibu mampu membangkitkan mental anak menjadi pribadi yang kuat, percaya diri dan juga lembut. Ibu menjadi sosok yang selalu siap siaga dan serba bisa, ketika anaknya serta keluarga membutuhkan.

Mengenai hal ini ada seorang penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan sebagai berikut: “Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”.

Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya.

Jelaslah dari syair tersebut bahwa ibu adalah madrasah pertama yang nantinya akan memberikan keteladanan bagi sikap, perilaku dan keprbadian anak. Jika seorang ibu itu baik maka baik pula anaknya. Secara tidak langsung semua tindak tanduk ibu akan menjadi panutan atau sebagai suri tauladan bagi anaknya. Ketika seorang ibu menjalankan kewajiban dan fungsinya dengan baik dalam rumah tangga, bukan tidak mungkin akan melahirkan anak-anak yang sholih-sholihah yang kelak menjadi tunas berdirinya masyarakat yang berbakti kepada kedua orang tua, berkualitas, berbudi pekerti luhur dan Islami.