Silaturami Daerah Jateng-DIY: Pesantren Pusat Pendidikan Karakter Nilai Luhur Bangsa dan Islam Moderat

SINAR- Silaturahmi Daerah (Silatda) Ayo Mondok Jawa Tengah – DIY, IAIN Surakarta (17-19 Oktober 2017). Perguruan Tinggi Keagamaan Islam mesti bergandengan tangan dengan pondok pesantren untuk menyiapkan kader bangsa yang berpengatahuan dengan landasan cinta agama dan cinta tanah air. Merujuk data BPS (2015), 2028-2030 merupakan puncak bonus demografi, di mana kondisi mayoritas penduduk Indonesia adalah usia produktif, yakni kisaran umur 15-64 tahun. Kondisi masyarakat yang demikian diperlukan suatu kebijakan dan pengkondisian agar potret demografi di masa depan bisa menopang pembangunan dan peradaban Indonesia.
Salah satu ikhtiar untuk menyiapkan dan mengkondisikan hal tersebut adalah dengan menguatkan sinergi dua lembaga pendidikan Islam di Indonesia yakni Perguruan Tinggi Islam dan Pondok Pesantren. Kenapa perlu bersinergi? Selama ini, kedua lembaga pendidikan ini terus-menerus melayani dan memfasilitasi kegiatan pengajaran bagi masyarakat Indonesia khususnya umat Islam.
Pondok Pesantren bahkan sudah melakukannya jauh sebelum Indonesia merdeka. Tidak hanya aspek keilmuan semata, tetapi Pondok Pesantren juga menanamkan pendidikan karakter bagi para pembelajarnya terutama karakter mencintai dan membela bangsa-negara. Sejalan dengan Pondok Pesantren, lembaga perguruan tinggi termasuk perguruan tinggi Islam juga menjalankan misi pengajaran terutama bagi warga Indonesia yang lulus dari Aliyah-SMA. Ciri utama proses pengajaran di Perguruan Tinggi Islam adalah memadukan antara dasar pendidikan agama dengan pendekatan lintas disiplin keilmuan.
Dalam konteks tersebut, tentu menjadi penting apabila dua lembaga yang selama ini sama-sama bergerak dalam bidang pendidikan dan membangun peradaban saling bertukar pandangan dan pikiran untuk menyusun berbagai langkah yang diperlukan agar kondisi penduduk di masa mendatang memiliki karakter keilmuan yang memadai dengan landasan cinta tanah air dan membela kepentingan bangsa.
Berkaitan dengan hal tersebut, IAIN Surakata menyediakan diri menjadi tuan rumah pertemuan antar pemangku pondok pesantren se-Jawa Tengah dan DIY yang dibingkai dalam kegiatan “Silaturahmi Daerah (Silatda) Ayo Mondok” pada tanggal 17-19 Oktober 2017. Tema besar dalam kegiatan ini adalah potret pendidikan di masa depan menekankan aspek pendidikan karakter nilai luhur bangsa dan Islam moderat.

“Kegiatan Silatda ini diharapkan dapat merekatkan antara perguruan tinggi Islam dengan pondok pesantren. Perguruan tinggi membutuhkan pesantren agar input mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi memadai ilmu agamanya, dan pondok pesantren membutuhkan perguruan tinggi sebagai alternatif bagi santri yang ingin mengembangkan dan melanjutkan pendidikan agamanya,” ujar Khasan Ubaidillah, Ketua Panitia Silatda Ayo Mondok dan Staf Pengajar IAIN Surakarta.

Untuk membangun sinergi sekaligus menemukan berbagai kebutuhan kebijakan, ada berbagai kegiatan dalam kegiatan Silatda Ayo Mondok se-Jawa Tengah –DIY. Kegiatan tersebut diantaranya Seminar tentang peluang santri dan mahasiswa untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri, seminar tentang Pesantren dan Layanan Pendidikan untuk kelas menengah urban, Workshop santri sadar investasi, hingga diskusi tematik yang membahas berbagai tema mulai sinergi pondok pesantren dan perguruan tinggi, penguatan ekonomi pesantren, relasi pesantren dan media, hingga soal peran sosial ulama perempuan. Kegiatan lain yang tidak kalah menarik adalah pemutaran film dokumenter bertajuk “Jalan Dakwah Pesantren” hingga Malam Seni Islam dan Budaya Jawa yang menghadirkan Gus Ali Gondrong dan Jamaah Mafia Sholawat di lapangan utama IAIN Surakarta.

Puncak kegiatan silatda adalah seminar tentang revitalisasi pondok pesantren untuk penguatan perguruan tinggi Islam yang rencananya akan dihadiri oleh Menteri Agama sekaligus meresmikan Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantrn Nusantara. Selain itu, di sela acara penutupan akan dibacakan Risalah Solo yang di dalamnya berisi tentang sinergi pondok pesantren dan perguruan tinggi Islam. (Gie/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta
Sumber: M. Zainal Anwar