Rektor isi kajian di Ma’had Al Jamiah IAIN Surakarta

SINAR- Jum’at, (28/7) Rektor IAIN Surakarta, Dr. H. Mudofir, M.Ag., isi kajian di Ma’had Al Jamiah IAIN Surakarta. Islam dan pendidikan menjadi tema yang diangkat dalam kajian tersebut.

Dr. Mudofir berpesan kepada seluruh mahasantri untuk tetap bersemangat dalam mencari ilmu. “Walaupun mencium bau yang tak sedap”, katanya. Dr. Mudofir berkata seperti itu bukanlah karena tidak ada alasan namun memang posisi ma’had dekat dengan kandang sapi. Pesan Rektor tersebut dengan serentak penuh ta’dzim diiyakan oleh seluruh mahasantri.

Terdapat beberapa poin inti dalam kajian tersebut. Pertama, membahas tentang perbedaan pendekatan deduktif dengan pendekatan induktif dalam pendidikan islam. Pendekatan deduktif yaitu pendekatan yang diperoleh dari teks, teori, rasio maupun norma”, tutur pak Rektor. Sedangkan pendekatan induktif adalah pendekatan yang berdasarkan fakta, pengalaman, kenyataan yang ada di lapangan”, lanjutnya.  Dr. Mudofir juga menyebutkan beberapa tokoh yang menggunakan pendekatan deduktif, salah satunya yaitu Al-Ghazali, sedangkan pendekatan induktif seperti yang terlihat dari Ibnu Sina. Pendidikan islam saat ini harus dikembangkan dengan pendekatan secara deduktif dan pendekatan induktif. Pendidikan islam harus dikembangkan dengan riset, jangan hanya berdasarkan teks saja.

Poin kedua, tingkatkan budaya kritis dalam pendidikan. Mahasiswa harus berpikir terbuka dan kritis. Budaya kritis akan membuat kita naik kelas. Ketiga, mahasiswa harus banyak membaca. Ilmu dapat diperoleh dari manapun tidak hanya dalam kelas saat perkulian saja.

Rektor juga berpesan bahwa jangan terlalu risau dengan IPK, namun teruslah membaca tulisan maupun membaca alam karena dengan membaca kita akan memperoleh banyak ilmu. Seseorang yang cerdas membaca, maka dapat memahami satu kalimat dengan berbagai makna. Hal ini, “Bagaikan intan yang setiap sisinya ada cahaya”. Dalam hal ini beliau juga berpesan bahwa mahasiswa boleh mengikuti organisasi apapun, namun jangan sampai terlalu fanatik, bertindak radikal, kaku dan sempit dalam memahami Islam.

Keempat, beliau berpesan untuk selalu menulis. Kekuatan manusia berada pada tulisannya. Tulisan bersumber dari apa yang ada dalam pikiran. Apa yang ada dalam pikiran mencerminkan seberapa banyak yang dibaca. Sebelum ditutup beliau berpesan, “Jika punya uang tabunglah dengan buku. Buku menentukan posisi anda di masa depan”. (Gie/ Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta

Sumber: Eko Nur Wibowo