Rumuskan Paradigma Keilmuan, IAIN Surakarta Gelar Konsorsium

SINAR – Seiring dengan semakin diminatinya tren pendidikan dengan akar keIslaman dimasyarakat, maka Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta merumuskan paradigma keilmuan yang menjadi landasan berpijak dalam pengembangan institusi dalam sebuah acara konsorsium keilmuan, Rabu (11/11). Diakui atau tidak pendidikan dengan akar keIslaman dinilai memiliki eksistensi lintas waktu dan akuntabel, serta lebih accredited di tengah-tengah masyarakat dan dijadikan sebagai yang “ter” atau the winning education systems.

workshop  perumusan paradigma keilmuan IAIN SkaDalam sambutannya rektor IAIN Surakarta Dr. Mudofir menyatakan bahwa sudah seharusnya suatu lembaga pendidikan tinggi mempunyai Distinctions and Excellency yang dapat dijadikan nilai untuk merumuskan paradigma keilmuan yang ada di IAIN Surakarta. Nilai tersebut tidak bisa lepas dari core business di lembaga ini yaitu Islamic studies, dimana hal ini harus diproteksi, dikonservasi dan juga dikembangkan. Sehingga keilmuan Islam yang dikembangkan di lembaga ini dapat dijadikan sebagai jawaban atas tuntutan kehidupan modern. Lanjutnya lagi Mudofir berharap bahwa dalam konsorsium nanti dihasilkan suatu paradigma keilmuan yang dijadikan sebagai dasar pengembangan IAIN Surakarta hingga 30 tahun kedepan.

Hadir dalam konsorsium ini tiga guru besar IAIN Surakarta dan seorang Senior Lecturer in Development Studies dari Western Sydney University (WSU) Australia. Pada kesempatan ini mereka memaparkan mengenai tawaran-tawaran paradigma keilmuan yang akan dikembangkan di IAIN Surakarta seperti Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA guru besar Pendidikan Islam IAIN Surakarta dengan idenya “Bunga Ilmu” sebagai pendekatan integrative dan interkoneksi antara agama, ilmu dan pengetahuan. Kemudian Prof. Dr. Nashruddin Baidan guru besar ilmu tafsir menawarkan konsep “Pohon Ilmu” dengan tiga unsurnya, yaitu; 1) Al Qur’an dan sunnah Rasul; 2) Aqidah; dan 3) Ijtihad.

Sedangkan narasumber lainnya yaitu Prof. Drs. H. Rohmat,Ph.D dalam kesempatan ini juga menyampaikan bahwa paradigma keilmuan juga harus bisa menghasilkan produk-pruduk unggul dengan melalui riset dan publikasi yang baik terutama di bidang ilmu-ilmu sosial. Lalu Dr. Zulfan Tadjoeddin dari Western Sydney University (WSU) menyampaika bahwa paradigma keilmuan yang dikembangkan di lembaga ini harus bisa memberi manfaat kepada masyarakat luas yaitu dengan melakukan research and publication, yang kemudian pada akhirnya itu bisa dikenal dan memiliki reputasi yang baik di mata masyarakat. Sehingga dipercaya dan diambil manfaatnya secara luas. (Humas Publikasi)