SAMBUTAN REKTOR PADA WISUDA SARJANA, MAGISTER, DAN DOKTOR KE-48 UIN RADEN MAS SAID SURAKARTA

Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd
(Rektor UIN RM Said Surakarta)

Yth. Ketua, Sekretaris, dan segenap Anggota Senat
Yth. Bupati Sukoharjo atau yang mewakili
Yth. Dan Kopassus Kartasura
Yth. Dan Lanud Adi Soemarmo Surakarta
Yth. Kankemenag Sukoharjo atau yang Mewakili
Yth. Kepala/Pimpinan Bank-bank Mitra
Yth. Orang Tua/Wali Wisudawan/Wisudawati
Yang Berbahagia Wisudawan-Wisudawati ke-48

Assalamu’alaikum wr. wb.

Di hari yang berbahagia ini, marilah kita hadirkan diri kita sepenuhnya untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., Pencipta Semesta yang dengan limpahan  taufik dan inayah-Nya,  kita semua dapat hadir dalam prosesi Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor ke-48 UIN Raden Mas Said Surakartadalam keadaan sehat wal-afiat.

Tidak lupa, kita sampaikan shalawat dan salam kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Melalui Baginda Rosulullah Muhammad SAW itulah, kita bisa menikmati rahmat hidayah dan kecerlangan ilmu yang menerangi semesta ini.

Ada dua kebahagiaan dalam Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor ke-48 ini. Pertama, bahwa wisuda hari ini adalah wisuda yang pertama kali diadakan setelah IAIN Surakarta berubah status dan menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta. Dengan berubahnya status menjadi UIN, maka peran Tridharma perguruan tinggi, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan , dan Pengabdian Kepada Masyarakat bisa lebih maksimal.

Kedua, bahwa wisuda hari ini adalah wisuda pertama yang dilaksanakan secara luring di masa pandemi Covid-19.

Wisuda hari ini mengambil tema Menuju Normalisasi Perkuliahan Tatap Muka untuk Peningkatan Mutu Lulusan yang Berdaya Saing”. Tema ini menjadi penting dengan berpijak dari evaluasi selama kurun hampir 2 tahun pembelajaran dilakukan secara daring (dalam jaringan). Ternyata, selama pembelajaran daring, muncul  permasalahan yang dihadapi mahasiswa yang dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu akademik, pribadi, keluarga, dan sosial.

Jika diuraikan pada ketegori akademik, ternyata mahasiswa menghadapi masalah kurang jelas memahami materi perkuliahan, jaringan internet yang terkendala dan terbatas  karena tidak semua mahasiswa memiliki keleluasaan mengakses internet. Keterbatasn akses internet tersebut berdampak pada  keterbatasan mencari informasi dan mengerjakan tugas yang diberikan dosen.

Selain faktor akademik di atas, masih ada faktor pribadi seperti bosan di rumah dan kesepian, faktor keluarga dan faktor sosial. Jika diuraikan akan sangat panjang. Pada intinya bahwa tantangan yang muncul dari perkuliahan daring ternyata lebih besar dibandingkan luring atau tatap muka langsung.

Pelajaran lain dari pandemi covid 19 ini adalah bahwa ternyata dunia bisa berubah sangat cepat diluar faktor yang diperhitungkan manusia. Pandemi ini, seperti yang sama-sama kita ketahui bahkan kita rasakan, mengakibatkan sektor ekonomi jatuh, perusahaan bangkrut dan mengurangi tenaga kerjanya. Banyak sekali jenis usaha yang tutup. Detak jarum aktifitas dunia melambat. Sisi lain, dunia pendidikan tinggi menghasilkan lulusannya. Kondisi ini tentunya bisa membuat stress lulusan perguruan tinggi. Karenanya, lulusan perguruan tinggi seperti lulusan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said ini harus berdaya saing tinggi.

Selain faktor covid 19 di atas, perubahan mendasar yang bisa diperhitungkan manusia adalah adanya disrupsi teknologi sehingga mengubah pola produksi, pola manajemen, pola pemasaran bahkan sistem pembayaran. Itulah revolusi industri 4.0 yang lahir dari perpaduan sangat masif teknologi informasi, robotika dan internet. Istilah revolusi industri ini baru lahir tahun 2016 dan dipopulerkan oleh Klaus Schwab dalam bukunya “Revolusi Industri Keempat”. Waktu itu, Klaus Schwab menjabat sebagai ketua World Economic Forum.

Secara singkat bisa disimpulkan bahwa dunia sekarang ini telah disadarkan berada dalam pendulum ketidakpastian dan perubahan mendasar akibat perkembangan teknologi. Pertanyaan yang harus dijawab adalah kita sebagai manusia yang diberi mandat sebagai khalifah apakah akan menjadi korban ataukah menjadi pengendali dari detak jarum perubahan dunia.

Karenanya kita perlu mengingat lagi dua ayat Al Qur’an berikut ini. Q.S. Al-An’am: 165, yang artinya “Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi.” Demikian pula dalam Q.S. An-Naml: 62 Allah SWT juga berfirman, yang artinya “Dan (Dialah) yang menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi.”

Peran sebagai khalifah di Bumi akan berhasil jika kita memiliki keunggulan dalam bidang keilmuan. Dan pusat keunggulan ilmu adalah dunia pendidikan tinggi, seperti yang kita jalani sekarang ini.

Ada empat tantangan yang dihadapi oleh pendidikan tinggi di revolusi global sekarang ini.  1) High quality of human resources untuk mendorong pendidikan menjawab berbagai tantangan baru; 2) High capacity of management, yaitu meningkatkan kapasitas manajemen pendidikan; 3) Internasionalisasi, yaitu terbukanya perguruan tinggi dan networking yang dibangun oleh perguruan tinggi; 4) Daya saing global, yaitu memposisikan perguruan tinggi sejajar dengan perguruan tinggi dunia.

Perguruan tinggi memiliki posisi strategis di dalam membentuk manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Strategi untuk mewujudkan itu melalui pola pendidikan yang tepat dan efektif dalam rentang waktu terbatas. Perkuliahan tatap muka yang nantinya akan dilaksanakan menjadi cara terbaik untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, sekaligus menjawab tantangan perguruan tinggi di era revolusi global.

Akhir kata, sebagai pimpinan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta, saya mengucapkan selamat kepada wisudawan-wisudawati ke-48 ini. Jangan pernah lelah apalagi berhenti untuk terus belajar. Ingatlah bahwa “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Q.S. Al-Mujadilah: 11)

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Surakarta, 24 November 2021

Rektor,


Prof. Dr. H. Mudhofir Abdullah, S.Ag., M.Pd.