Sejatinya Indonesia Merdeka

Oleh:
Ahmad Zia Khakim, S.H –
Alumni Fakultas Syariah IAIN Surakarta

Sering kita menjumpai pertanyaan apakah negeri ini telah merdeka? Dan tak sedikit yang menjawab bahwa Indonesia belum merdeka. Bukan tanpa alasan mereka mengatakan tersebut, sebab di Indonesia tingkat kemiskinan masih sangat tinggi, korupsi belum sepenuhnya ditangani secara masif dan terstruktur, hukum yang masih dapat dibeli, keadilan yang belum terdistribusikan, ekonomi yang belum menunjukkan data statistik peningkatannya, dan masih banyak lagi hal-hal lain di luar sana yang kita bisa jadikan renungan dan refleksi sekaligus evaluasi.

Ada kutipan menarik bagi yang mengatakan Indonesia belum merdeka, sama saja kita tidak menghargai tumpah darah yang dikorbankan oleh para pejuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Seperti kata Fiersa Besari, “Bagi saya pribadi, berkata negeri ini belum merdeka sama saja tidak menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang mati-matian untuk kemerdekaan negeri ini.”

Dalam catatan maupun video dokumenter sejarah (Arsip Nasional RI), Indonesia secara de facto telah merdeka pada 17 Agustus 1945. Jadi sudah jelas bahwa Indonesia telah merdeka. Dan yang menjadi permasalahannya ialah, kita terlalu banyak berkomentar dan menyalahkan pemerintah, tanpa melakukan sesuatu untuk mengisi dan berkontribusi untuk ikut menjadikan kualitas kemerdekaan itu nyata hadir tengah-tengah masyarakat.

Lalu ada pertanyaan bagaimana caranya? Ada banyak hal yang kita bisa kerjakan dengan berprestasi, charity, sharing dan masih banyak lagi cara-cara untuk mengisi kemerdekaan Indonesia.

Generasi mutaakhir yang dikenal dengan Generasi Millenial terkenal dengan ciri khasnya yang aktif dibidangnya masing-masing, maka kamu harus sungguh-sungguh menggeluti bidangmu hingga akhirnya membuahkan prestasi sesuai passion yang digeluti.

Saya pribadi semasa Nyantren di Gontor SMP dan SMA selain jadi santri yang mengaji, saya juga menyukai dunia olahraga terutama tenis meja & suka berdebat, berdiskusi dan menulis. Saya menekuni hobi saya tersebut dan alhamdulillah pernah ikut kejuaraan tingkat provinsi hingga menjadi perwakilan debat antar pesantren dan kampus, selain itu beberapa karya tulis yang dibukukan. Berawal dari hobi ternyata kita bisa kan mengisi kemerdekaan Indonesia, jadi mulailah tekuni hobi kamu dan berprestasi.

Mengabdi

Jika kamu tidak menonjol dalam prestasi maka kamu dapat mengabdi untuk negeri ini. Misalnya dengan berbakti kepada kedua orangtua, tergabung di paguyuban pemuda Desa, organisasi mahasiswa dan banyak lagi caranya.

Setelah saya berkuliah di IAIN Surakarta saya tergabung dalam beberapa organisasi, salah satunya adalah Majelis Hukum dan Ham Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah dan Dompet Dhuafa Saya banyak belajar tentang perjuangan dan melayani masyarakat yang kurang mampu, sebab kita harus mengorbankan, pikiran, tenaga, waktu dan memperjuangkan kepentingan masyarakat yang kita dampingi, semoga bermanfaat untuk khalayak yang membutuhkan.

Share

Ini merupakan salah satu cara generasi millenial setelah berprestasi dan mengabdi dalam memaknai dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Berbagi tidak hanya sebatas berupa materi, tapi juga ilmu yang bermanfaat.

Dari hal-hal kecil yang kita lakukan, ternyata sudah mampu memaknai dan mengisi kemerdekaan Indonesia. Jadi kita tidak sepantasnya mengatakan jika Indonesia belum merdeka, apalagi kita belum melakukan sesuatu yang berarti untuk negeri ini. Kamu tak harus melakukan hal-hal yang besar untuk sesuatu yang berarti, mulailah dari hal-hal yang kecil. Bukankah langkah kaki seribu diawali dengan satu langkah kecil. mari kita berbuat!