Sempat Dilarang Kuliah, Putra Penjual Pentol Itu Berhasil Raih Gelar Sarjana

SINAR- Rabu (4/11) menjadi hari bersejarah bagi Wiyuda Pratama, S. Sos. Ia yang dahulu sempat dilarang untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi oleh kedua orang tuanya, kini telah berhasil menyandang gelar sarjana.

Yuda sapaan akrab pria berdarah Purwodadi tersebut mendadak mencuri perhatian khalayak, ketika prosesi wisuda sarjana dan magister ke-45 IAIN Surakarta yang digelar secara drive thru, Yuda yang hadir dengan dibonceng sepeda motor oleh kawannya diikuti oleh ayahnya dengan membawa grobak pentol bertuliskan, “Tasyakuran Wisuda Berbagi Kebahagiaan, Pentol Gratis Untuk Semua Tanpa Syarat”.  

Ditemui oleh tim humas IAIN Surakarta, ia mengaku bahwa berbagi pentol gratis saat prosesi wisuda tersebut memang telah direncanakan sejak dahulu. Yuda bersama ayahnya membawa pentol tersebut langsung dari purwodadi kemudian menyewa grobak penjual pentol yang biasa berjualan di area kampus IAIN Surakarta.

Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan studi yang selama ini saya impikan”, ucap Yuda penuh haru. Awalnya kedua orang tua melarang untuk melanjutkan kuliah, karena takut tidak bisa membiayai mengingat profesi orang tua hanya penjual pentol keliling. Namun saya tetap nekat, karena saya yakin setiap ada kemauan pasti ada jalan”, kisahnya.

Alumni program studi Bimbingan dan Konseling Islam tersebut mengaku ketika kuliah harus berjuang membagi waktu antara kuliah dan bekerja demi membantu meringankan orang tua dalam membiayai kuliah. Apapun ia kerjakan, mulai guru les, freelance apapun selama tidak mengganggu jadwal kuliah. Dan saat ini alhamdulillah saya sudah diterima bekerja dan menjadi asisten manager atau supervisor di salah satu rumah makan. Terakhir Yuda berpesan kepada rekan-rekan mahasiswa yang saat ini masih studi dan belum lulus, agar tetap semangat dan jangan pernah putus asa, teruslah berjuang meskipun orang tuamu bukan berasal dari kalangan orang yang mampu, tetaplah terus berjuang dan berusaha, jangan takut karena Allah telah menjamin, tidak akan merubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubahnya sendiri. (Zat/ Humas dan Publikasi)