Silaturohmi Ibu Nina Tanjung dan Penandatanganan MoU dengan IAIN Surakarta

SINAR- Senin (2/4) Ibu Krisnina Akbar Tandjung atau biasa disapa dengan Nina Tanjung melakukan kunjungan ke kampus IAIN Surakarta. Kunjungan tersebut dalam rangka silaturohim dan menjalin kerjasama antara Yayasan Warna-Warni Indonesia dengan IAIN Surakarta.

Langsung ditemui oleh Rektor IAIN Surakarta, Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. dan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. H. Syamsul Bakri, S.Ag., M.Ag., silaturohmi dilakukan di Ruang Senat Rektorat IAIN Surakarta. Rektor IAIN menyampaikan menyambut baik atas ajakan kerjasama Yayasan Warna-Warni Indonesia dengan IAIN Surakarta. Dalam sambutannya Rektor IAIN menyampaikan bahwa pengembangan budaya Jawa sangat sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. “Kita berada di posisi yang strategis di pusat budaya Jawa sehingga pengembangan IAIN Surakarta ke depan Islam dan budaya Jawa menjadi bagian dari kurikulum sehingga mahasiswa yang belajar di IAIN Surakarta tidak tercerabut dari akar-akar buday Jawa,” jelasnya. Lebih lanjut rektor memberikan gambaran ke depan kerjasama ini bisa diwujudkan dalam bentuk pelatihan atau seminar atau menjadi agen sosialisasi tema Islam dan budaya jawa.

Sementara itu Ibu Nina Tanjung selaku pendiri dan ketua Umum Yayasan Warna-Warni Indonesia dalam sambutannya menyampaikan bahwa Yayasan Warna-Warni Indonesia yang berdiri tahun 2000 memiliki visi budaya. “Kami berdiri tahun 2000. Sudah kodrat kita Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya. Budaya itu adalah cipta, rasa dan karsa manusia. Bahwa manusia bertindak berdasarkan pikirannya, kalau pikirannya baik, luas, tidak cupet maka tindakannya juga baik. Salah satu yang menjadi penguat pikiran itu adalah sejarah, demikian paparnya. Untuk itulah Yayasan Warna-Warni Indonesia memiliki tujuan agar masyarakat senang dengan sejarah, tidak melupakannya. Salah satu cara yang dilakukan Yayasan Warna-Warni Indonesia dalam rangka mengenalkan sejarah pada masyarakat adalah melalui progran wisata sejarah. Nina Tanjung melanjutkan, “Kami ajak masyarakat mengenal sejarah dalam bentuk wisata, dulu pertama yang kami ajak adalah sosialita, yang sering ke luar negeri. Jadi kita punya program tour budaya tiap tahun, diskusi budaya, membuat film dokumenter, kita juga sudah membuat buku The House of Solo.”

Secara khusus Nina Tanjung menekankan bahwa saat ini Islam dikonotasikan terbelakang padahal sejarah menunjukkan hal yang berbeda. “Kalau kita buka sejarah Islam, angka nol, Aljabar, Algoritma itu semua produk Islam. Kita juga tidak akan ketemu alat musik piano, ini juga hasil budaya Islam, Alfarabi. Maka melalui kerjasama ini diharapkan dapat mencerahkan wawasan masyarakat kita mengenai sejarah peradaban Islam,” tegasnya.

Setelah penandatangan MoU oleh Ibu Krisnina Akbar Tandjung dan Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd. dilanjutkan penandatangan MoA oleh Dr. Agustin Budi Prasetyo, M.PA. selaku pendiri Rumah Budaya Kratonan dan Dra. Hj. Siti Nurlaili, M.Hum.  sebagai Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Dakwah. Beralamat di jl. Manduro No. 6, Kartotiyasan, Kratonan, Serengan, Solo Rumah Budaya Kratonan merupakan tempat masyarakat mengekspresikan budaya.

Menutup sambutannya, Rektor IAIN berharap, “Ke depan kerjasama ini bukan hanya dengan FUD tapi juga misal dengan fakultas Tarbiyah karena di sana juga ada adab, ada juga PAUD yang mengajarkan seni tari. Karena mandat dari IAIN adalah bukan hanya mengembangkan ilmu agama tapi juga seni, maka pada saatnya kita perlu membuat program seni dan budaya.” (JnR/Humas Publikasi) #BanggaIAINSurakarta