Tentang New Zealand, Islamophobia dan Persatuan Umat Islam Dunia

Oleh: Ahmad Nugroho (Alumni STAIN Surakarta)

#banggaIAINSurakarta

Teror di Christchurch, New Zealand, Jumat 15 Maret 2019

Tersentak, mendengar kabar dari Christchurch, New Zealand. Kabar duka dari berbagai media tentang teror yang dilakukan oleh seseorang orang penembak profesional yang menembaki secara brutal di dua masjid setempat. Tragedi tersebut menewaskan 49 orang jamaah yang termasuk diantaranya adalah Warga Negara Indonesia yang tengah melakukan sholat jum’at di sana.

Hancur rasanya, rasa aman yang telah dibina di New Zealand selama beberapa tahun belakangan ini. Tahun 2018 New Zealand sempat pula dinobatkan menjadi salah satu negara terdamai para peringkat ketiga versi wonderlist.com.

Menanggapi teror ini, pemerintah New Zealand melalui Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan program Accident Compensation Corporation (ACC) dari pemerintah Selandia Baru akan membantu menutupi biaya pemakaman semua korban serangan teror Christchurch. Ardern mengatakan ACC dan Kementerian Pembangunan Sosial akan menempatkan lebih banyak staf di Christchurch.

Seluruh warga Christchurch berduka atas kejadian ini. Pula seorang Kepala Kepolisian New Zealand yang juga seorang muslimah, Inspektur Naila Hassan sempat melinangkan air mata kala berpidato di pusat kota Auckland, Aotea Square (17/3) karena tak kuat menahan duka yang mendalam. Dia juga menyelipkan kata bangga menjadi seorang muslim. Muslim adalah bagian dari kalian semua, sedih kalian adalah sedih kami juga, sakit kalian adalah sakit kami juga”, ucapnya dalam bahasa inggris bercampur arab.

Masyarakat dunia mengutuk perbuatan teror ini. Dengan alasan apapun menghilangkan nyawa seseorang apalagi dengan kebrutalan adalah kejahatan yang harus dipertanggungjawabkan. Hingga saat ini, pelaku penembakan jamaah Masjid Al Noor dan Masjid Linwood di Christchurch yang bernama Brenton Harrison Tarrant dan dua rekannya telah ditangkap dan diproses secara hukum.

Perlu diketahui, Brenton Harrison Tarrant dan dua rekannya yang lain adalah seorang aktivis teroris sayap kanan. Modus dari penembakan ini adalah keinginannya untuk menghidupkan kembali para Ksatria Templar (Perang Salib). Dia menyebutnya The Reborn Knights of the Templar. Dia juga meyebut sebuah manifesto “The great replacement toward a new society”. Tiga manifesto tersebut menjadi alasan pembantaian ini. Isi dari manifesto adalah seperti berikut:

  1. Untuk mengurangi jumlah imigran di Benua Eropa dengan cara mengintimidasi dan secara fisik mengeliminasi para penginvasi
  2. Untuk memancing musuh politis dari kaumku sehingga bereaksi secara berlebihan sehingga akan melakukan serangan balik pada akhirnya (pancingan untuk membuat kekacauan). Agar tumbuh kekerasan dimana-mana saling tuduh, saling benci antara penduduk eropa dengan para imigran.
  3. Islamophobia

Islamophobia

  1. Penembakan di sebuah masjid di Kota Quebec, Kanada, pada Minggu (29/01/2019)
  2. Pembunuhan di India karena umat islam memakan daging sapi (Karena sapi dikeramatkan di India) sehingga terjadi gesekan dan kebencian kepada umat islam di India
  3. Pembantaian 77 orang 22 Juli 2011 di Oslo Noorwegia
  4. Pembantaian muslim Rohingya, Burma
  5. Cina, telah membuat kamp khusus untuk muslim Uyghur tidak kurang dari 3 juta orang
  6. 4 juta muslim India tercabut kewarganegaraanya (yang berkembang karena Genosida)
  7. 436 Masjid di Republik Afrika Tengah telah dihancurkan (www.voa-islam.com)
  8. Masjid Al Aqsha yang terus diserang

Realita ini terus berlanjut hingga ke negeri kita. Di Indonesia pula terjadi gesekan antar agama dan menewaskan puluhan nyawa. Dipublikasikan lewat media ataupun di-silent. Karena kita sadar bahwa media informasi telah dikuasai oleh sejumlah elit global untuk “meng-create” berita yang sesuai dengan tujuan mereka. Tetapi semua ini adalah fakta dari Islamophobia. Terus berlanjut hingga sampai detik ini kejadian islamophobia diberbagai belahan dunia.

Keberpihakan pihak Australia terhadap para pelaku teror sempat diabadikan dalam sebuah pernyataan Senator Fraser Anning dalam akun twitternya. “Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalan-jalan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum fanatik Muslim bermigrasi ke Selandia Baru sejak awal,” ucapnya dalam sebuah cuitan yang kini telah dihapus.

Islamophobia memang telah disuntikkan kepada setiap denyut jiwa di dunia agar seluruh keturunan dari berbagai ras bangsa membenci islam. Para elit global yang mendirikan intitusi media informasi, menyebarkan informasi agar islam musnah. Merekalah sebenarnya pembuat kekacauan yang sebenarnya.

Pesatuan Umat Islam Dunia

Teladan hidup kita Baginda Rosulullah Muhammad SAW dan para sahabatnya telah mencontohkan kita dalam sebuah keteguhan iman. Ketergantungan dan keyakinan bahwa Allah adalah Maha Baik kepada ummatNYA. Keyakinan yang sempurna inilah yang akan menunjukkan kepada muslim untuk meraih masa depan yang lebih baik. Keyakinan bahwa khusnul khotimah sebagai seorang muslim adalah tujuan akhir dari kehidupan dunia ini.

Umat islam saat ini memang tengah diuji. Ujian sebagai cara Allah untuk menilai keimanan kita. Seberapakah tinggi tingkat keimanan kita, lebih condong ke munafik atau islam yang kaafah?.

Islamapohobia dan pembantaian dimasjid-masjid adalah cara para musuh Allah agar umat islam takut untuk beribadah di masjid. Apakah kita akan takut dan kalah? Berbondong-bondong meninggalkan masjid sebagai pusat peradaban islam? Lalu membuat mereka bertepuk tangan dengan keberhasilan mereka menanamkan rasa takut terhadap masjid?

Jika kita meninggalkan masjid sebagai basis jamaah dan persatuan muslim lalu dimana lagi tempat tinggal kita selain di rumah Allah ini? Jika mereka menginginkan umat islam meninggalkan Palestina, menyerahkan Al Aqsha maka justru sebaliknya, seluruh relawan muslim dari seluruh dunia akan datang untuk mengamankannya. Jika mereka menakut-nakuti kita dengan berbagai pembantaian di masjid maka ajaklah semua tetangga dan anak-anak kita untuk datang ke masjid untuk merapatkan barisan persatuan umat islam. Masjid adalah simbol persatuan umat islam. Jangan takut sholat berjamaah di masjid.

Kejadian demi kejadian yang telah menewaskan ratusan nyawa bahkan mengancam jutaan jiwa yang lain jangan dianggap sepele. Pemerintah melalui kekuasaannya harus bisa meredam aksi-aksi radikal. Para teroris harus dihukum setimpal. Pemerintah juga berkewajiban untuk membuat institusi resmi sebagai pengaman persatuan bangsa. Dan menumbuhkan kembali rasa saling menghormati hak seseorang termasuk hak untuk beragama.