“Wacana Keagamaan di Indonesia Pasca Reformasi (2021)”, Sebuah Buku Berbasis Penelitian yang Ungkap Fakta Masyarakat

SINAR- Buku baru dengan judul “Wacana Keagamaan di Indonesia Pasca Reformasi (2021)” karya Abd. Halim dkk adalah buku garapan para dosen (progresif) IAIN Surakarta. Buku itu diterbitkan oleh IAIN Surakarta Press dengan dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Raden Mas Said Surakarta.

Buku ini merupakan kumpulan esai berbasis laporan penelitian dan pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh LP2M UIN Surakarta. Penerbitan buku ini adalah upaya agar laporan penelitian dan laporan pengabdian kepada masyarakat dosen-dosen UIN Surakarta dapat lebih banyak menjumpai pembaca. Esai yang berkarekter “ringan”, pendek, dengan bahasa yang lugas diharapkan bisa dibaca kalangan luas, tidak hanya kalangan akademik belaka.

Setiap tulisan memiliki segmen tersendiri. Jika artikel ilmiah yang biasanya dipublikasikan di jurnal menyasar komunitas akademik di perguruan tinggi, maka esai populer sebagaimana tersaji dalam buku ini hendak menyasar masyarakat yang lebih luas. Tidak hanya di perguruan tinggi, namun ikhitiar penyajian hasil penelitian dengan bahasa populer juga berharap bisa menyasar kalangan birokrat yang biasanya ingin membaca hasil penelitian secara cepat saji.

Beragam tema tersaji di buku ini. Mulai dari tema pendidikan, ekonomi, dakwah, politik, gender hingga tafsir. Keberagaman tema dapat dibaca sebagai kekayaan sekaligus kekuatan buku ini. Beberapa esai juga mengangkat tema-tema aktual, seperti tentang efek pandemi, fenomena komunitas hijrah dan moderasi beragama di perguruan tinggi.

Selain itu, buku yang diberi judul “Wacana Keagamaan di Indonesia Pascareformasi” ini menjadi sangat relevan karena buku antologi yang membahas agama, budaya, spiritualitas, politik, ekonomi, moral, dan rasionalitas. Buku ini ditulis oleh para dosen UIN Surakarta merupakan salah satu upaya konstruktif membangun struktur masyarakat Muslim yang matang, inklusif, dan terbuka terhadap perbedaan serta perubahan —setidak-tidaknya— di masa depan. (Nughy/ Humas Publikasi)

Sumber: Safa