Wisuda Ke-43 Dilakukan Secara Daring, Rektor: Dibalik Setiap Krisis Akan Muncul Hikmah dan Pelajaran Berharga


SINAR- “ Sebagai tanda pewisudaan saudara-saudara yang mengikuti wisuda virtual, mewakili pimpinan Institut Agama Islam Negeri Surakarta dimohon kepada orang tua atau wali wisudawan sarjana dan megister memindahkan kuncir topi wisuda putra-putrinya”, ungkap Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, S. Ag., M.Pd. dalam wisuda daring secara simbolis, Senin (20/7).

Beliau mengawali sambutannya dengan mengajak seluruh wisudawan untuk menundukkan kepala sejenak sebagai wujud syukur kepada Allah SWT sehingga wisuda ke-43 ini dapat terlaksana dalam keadaan sehat wal afiat. Dalam suasana pandemi Covid-19 dan New Normal, ini adalah kali pertama dalam sejarah sejak berdirinya IAIN Surakarta wisuda magister dan sarjana dilaksanakan secara daring. Pilihan tersebut diambil mengingat kurva infeksi virus di Kabupaten Sukoharjo yang belum stabil dan adanya laporan kasus-kasus baru di wilayah ini yang masih terus terjadi ditambah dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo yang menyarankan untuk tidak melaksanakan wisuda secara luring menjadi penguat alasan wisuda ke-43 dilaksanakan dengan sistem daring, jelasnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa banyak kampus baik di lingkungan PTN maupun PTKIN yang menyelenggarakan wisuda secara daring. hal ini dipilih karena keselamatan manusia lebih utama. Pandemi covid-19 adalah benar-benar nyata dan telah memakan korban global dan domestic yang luar biasa. Per 18 Juli 2020, kasus infeksi virus ini di Indonesia mencapai 84.882, sementara secara global mencapai 14,1 juta kasus. Semua pihak diminta untuk tetap disiplin dan bekerjasama menghentikan penyebaran virus ini melalui kepatuhan pada protokol kesehatan. Dengan alasan-alasan tersebut wisuda ke-43 kali ini mengambil topik “Kontribusi Pendidikan Islam dalam Membangun Ketahanan Hidup Masyarakat Menghadapi Krisis Selama Pandemi Covid-19 dan New Normal”, sambungnya.

Wisuda daring ini adalah pertanda sejarah kebangkitan umat manusia dalam menghadapi situasi-situasi sulit dalam suatu era. Dalam setiap bencana, manusia dapat belajar tentang inovasi sains dan teknologi, belajar tentang kerjasama kemanusiaan tanpa sekat agama, suku, ras dan unit-unit kebangsaan, serta belajar tentang kesiapan mental dan kearifan dalam menghadapi situasi sulit yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Dalam hidup di muka bumi dalam sejarahnya, manusia dibesarkan dan dimampukan melalui tantangan-tantangan yang dihadapi. Makin besar tantangan makin besar respons yang harus diberikan. Setiap respons yang diberikan selalu melahirkan inovasi-inovasi.

Kemudian Rektor juga menyampaikan, IAIN Surakarta telah mengambil peran sesuai bidang garapannya dalam berkontribusi pencegahan dan penanganan krisis covid-19. Diantaranya dengan gerakan sosial dalam rangka membantu masyarakat yang dan orangtua mahasiswa menghadapi pandemic dan new normal, seperti pembagian Sembilan bahan pokok, pembagian alat-alat kesehatan dan juga donasi. Selain itu IAIN Surakarta juga memberikan potongan UKT dan bantuan pulsa kepada mahasiswa. Semua kegiatan tersebut dimaksudkan untuk membantu mengurangi beban akibat krisis, terangnya.

Terakhir beliau menyampaikan selamat atas keberhasilan wisudawan-wisudawati. Saudara-saudara telah tercatat sebagai saksi sejarah, bahwa saudara-saudara diwisuda di masa pandemic covid-19. Saudara-saudara adalah pertanda sebuah perubahan iklim. Saudara-saudara adalah generasi yang dituntut lebih inovatif, bekerja keras, berfikir lebih arif agar tetap survive dalam dunia yang penuh tantangan ini. Saya yakin dibalik setiap krisis akan muncul hikmah dan pelajaran sangat berharga bagi kita semua, pesannya. (Humas dan Publikasi)