Wisuda Daring, Luring dan Drive Thru, Warnai Wisuda ke-44 IAIN Surakarta

SINAR- Pada masa new normal dari wabah covid-19 tak mengurangi dari sakralnya wisuda sarjana dan magister ke-44 IAIN Surakarta yang digelar pada Rabu (9/9).  Meskipun digelar dengan cara yang berbeda dari biasanya, wisuda yang digelar selama dua hari ini tetap berlangsung khidmad dan kebahagiaan dari para wisudawan maupun keluarga pendamping.  Ketua Panitia Wisuda sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. Imam Makruf, S. Ag., M. Pd dalam laporannya menyampaikan wisudawan sarjana dan magister ke-44 IAIN Surakarta tahun 2020 sebanyak 604 wisudawan yang terdiri atas 48 wisudawan magister/pascasarjana dan 556 wisudawan sarjana yang dilangsungkan dengan metode Daring (online), Luring (offline) dan Drive thru, jelasnya. Kemudian beliau juga mengatakan meskipun di tengah pandemi covid-19, tidak menyurutkan prestasi wisudawan ke-44, terbukti wisudawan berpredikat cumlaude pada wisuda periode ini sejumlah 291 wisudawan dan tahfidz al-Quran sejumlah 5 orang, sambungnya.

Sementara itu, Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir Abdullah, S.Ag., M. Pd. dalam sambutannya yang bertema “Moderasi Beragama Sebagai Instrumen Persatuan bangsa Menuju Indonesia Maju” menyampaikan Indoensia sebagai negara-bangsa paling majemuk di dunia, dengan enam agama resmi dan berbagai kepercayaan yang diakui negara, serta 1.340 suku bangsa dan 1.001 bahasa daerah, maka kemajemukan bangsa menjadi peluang sekaligus tantangan. Hal ini disebabkan ranah paling rentan dan sering menjadi konflik terbuka sepanjang sejarah Indonesia modern adalah isu-isu keagamaan yang ikut menentukan stabilitas bangsa. Sebab isu-isu agama sangat sensitif dan dapat mempengaruhi stabilitas masyarakat. Kemantapan stabilitas nasional sering dimulai dari stabilitas antar-agama, dan harmoni antar-agama hanya mungkin terjadi jika ada harmoni antar-pemeluk agama, paparnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan, melalui pembangunan stabilitas nasional, IAIN Surakarta dapat masuk melalui moderasi beragama dalam bentuk pikiran yang berupa riset-riset, pengajaran, pendidikan dna tindakan yang berupa perilaku-perilaku aktual di dalam masyarakat. Sebagai kelompok elit strategis, kampus-kampus harus memiliki kepekaan sosial tinggi terhadap problem-problem masyarakat di sekitarnya, lanjutnya. Terakhir rektor berharap dengan bekal ilmu-ilmu keislaman dan juga ilmu umum, para alumni dapat memainkan agen-agen kepublikan di bidang moderasi beragama dan menjadi aktor-aktor pembangunan bangsa. Pikiran dan tindakan kalian hari ini menentukan akan menjadi apa atau di posisi apa kalian berada dalam jajaran pemimpin-pemimpin masyarakat dan bangsa di masa yang akan datang. Sebagai generasi muda yang penuh mimpi dan karya, kalian tidak boleh berhenti belajar dan bertindak strategis makroskopis, dan sinergi yang relevan dengan tuntutan-tuntutan hari ini dan masa depan, pungkasnya. (Humas dan Publikasi)