Pengembangan Bahan Ajar

Masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena kurikulum atau silabus serta materi ajar hanya dituliskan secara garis besar saja. Sehingga untuk menjabarkanya secara mendetail adalah tugas seorang guru. Dan di tahap inilah kadang-kadang guru merasa kesulitan untuk membuat atau mendapatkan bahan ajar yang tepat. Tentu saja sebelum membuat materi ajar, seorang guru harus mengetahui definisi dari bahan ajar.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Jenis-jenis bahan ajar seperti bahan cetak (printed) diantaranya buku dan modul, bahan ajar dengar (audio), bahan ajar pandang dengar (audio visual), dan bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching materials).

Macam-macam bahan ajar serta sumbernya itulah yang akan anda dapatkan dalam membaca buku ini. Bagi seorang guru, calon guru, atau yang berkecimpung di dunia pengajaran sangatlah penting untuk membaca buku ini. Penjelasan yang diberikan sangat mudah untuk dipahami. Serta ditambahi dengan contoh-contoh yang konkrit dan nyata. Seperti bisa dibaca pada bab III. Penulis Suyatman, M.Pd begitu detail menjelaskan bahan ajar hand out dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dia menjelaskan dari mulai analisis kebutuhanya, penyusunan hand out, struktur hand out, dan contoh bagian-bagian hand out.

Tak kalah menariknya buku ini juga menjelaskan berbagai bahan ajar serta sumber ajar yang lebih terkini dengan mengedepankan teknologi. Seperti yang dipaparkan dalam bab VI yang menjelaskan mengenai pengembangan bahan ajar berbasis Teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Pada bab VIII penulis menjelaskan pengembangan bahan ajar dengan aplikasi Power Point. Penulis sangat jelas ingin mengajak pembaca untuk dapat membuat Power Point yang bagus mulai dari langkah-langkah awalnya. Navigasi dan task bar yang ada di jelaskan fungsinya satu persatu. Bagi orang awam mengenai teknologi, sangat mudah untuk mengaplikasikanya dalam pembuatan materi bahan ajar ini. Jadi saya sangat menyarankan kepada pembaca untuk segera memiliki buku yang begitu bagus ini.

Terutama apabila anda seorang guru, dosen, calon guru atau pun dosen.

Konsep Dasar IPA 2

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat lah penting untuk dipelajari. Dimana ini menjadi pengetahuan dasar bagi manusia untuk mengenal alam sekitarnya. Selain itu dalam Al-Qur’an pun sudah disebutkan mengenai alam sekitar. Seperti halnya yang sudah di sebutkan dalam surat Faathir ayat 27, berikut ini.

Al - Faathir27

Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat”. (QS: Faathir:27)

Dalam ayat itu terlihat bahwa makhluk hidup sangat erat kaitanya dengan lingkungan. Semua makhluk menjalani hidup dan semua kegiatannya berkaitan dengan lingkungan sekitar. Seperti yang sudah di firmankan oleh Allah SWT. Makhluk hidup adalah suatu organism yang mempunyai cirri-ciri bernafas, bergerak, dan membutuhkan makanan.

Melihat adanya firman-firman yang menjelaskan makhluk hidup tersebut, jelas sekali disini Al Qur’an mengingatkan manusia untuk belajar mengenai alam sekitar teritama makhluk hidup yang hidup disekitar manusia.

Dalam buku ini penulis ingin memberikan penekanan pembelajaran IPA yang biasa dilakukan untuk siswa sekolah dasar (Madrasah Ibtidaiyah), tidak hanya membahas mengnai makhluk hidup itu sendiri tetapi bagaimana Islam memandang makhluk hidup. Dengan ditunjukkannya ayat-ayat Al Qur’an yang membahas mengenai itu. Jelas sekali penulis ingin memasukan unsur-unsur Islami ke dalam pembelajaran IPA.

Maka sangat disarankan sekali kepada guru-guru atau orang tua yang ingin mengajarkan anaknya mengenai IPA Dasar untuk memiliki buku ini. Karena buku ini sangat bermanfaat bagi penanaman nilai-nilai Islam kepada anak sejak dini. Apalagi dalam buku ini materi-materi IPA dijelaskan secara rinci dan mudah dipahami.

Penerjemahan Video Game

Perkembangan video game begitu cepat, dengan munculnya banyak game-game baru yang sangat menarik. Di Indonesia hampir semua game yang beredar kesemuanya dari luar negeri, bisa dikatakan bahwa game-game yang ada adalah game import. Game tersebut tentu saja masih menggunakan bahasa dan juga unsur-unsur budaya asalnya (Inggris/Jepang). Akan tetapi ketika game tersebut masuk ke Indonesia, maka pengguna game dari Indonesia akan sangat asing dengan game itu. Dan juga cenderung tidak paham dengan tampilan dari game tersebut.

Menjawab masalah itu sekarang ini banyak di lakukan lokalisasi game-game impor yang beredar di Indonesia, hal ini sebagai salah satu cara untuk memberikan cita rasa Indonesia pada game-game import. Lokalisasi sendiri berarti menjadikan produk elektronik utamanya piranti lunak dan keras yang diterjemahkan kedalam budaya dan bahasa lokal. Ini dilakukan agar piranti lunak maupun keras itu dapat digunakan secara maksimal dan lebih terasa dekat dengan penggunanya. Untuk melakukan lokalisasi seorang penerjemah harus memiliki tiga kemampuan utama yaitu kemampuan komputer, budaya dan penerjemahan.

Untuk membantu para penerjemah melakukan lokalisasi itulah maka buku ini muncul. Buku yang di tulis dengan bagus oleh dua bersaudara Luthfie Arguby dan Lukfianka Sanjaya ini diharapkan bisa memberikan pemahaman baru akan proses lokalisasi game. Teori-teori dasar mengenai penerjemahan dan lokalisasi disajikan dengan padat dan jelas dalam buku ini. Seperti contonya dalam buku ini digambarkan bagaimana lokalisasi game Grand Theft Auto (GTA) San Andreas oleh Andy Setyo dari Black Book Digital. Disini dia menggunakan teknik moddling, yaitu proses merubah objek digital dengan software tertentu untuk memberikan kesan lokal secara budaya dalam gamenya. Seperti disitu truk tangki yang bertuliskan Pertamina dan bilboard-nya dengan iklan provider Telekomunikasi dan Direktorat Jendral Pajak.

Disamping itu buku ini juga menyajikan tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh para penerjemah game. Baik itu tantangan teknis maupun non teknis. Kesalahan-kesalahan dalam penerjemahan juga menjadi tantangan bagi para penerjemah. Terutama mengenai kesalahan gramatikal dan juga unsur-unsur budaya dan kebiasaan dalam berbahasa. Seperti penerjemahan yang muncul dalam game Zelda II: The Adventure of Link, dimana tokoh game mengungkapkan I am Error untuk menyatakan kesalahan dimana hal itu tidak lazim dalam bahasa Inggris yang seharusnya dinyatakan dengan I am wrong.

Dalam buku ini juga di sajikan bagaimana penerjemahan dengan pendekatan budaya popular dan juga hermeneutika. Sehingga pembaca yang ingin belajar mengenai penerjemahan video game akan sangat terbantu dengan hadirnya buku ini. Buku ini pun bisa dikatakan sebegai buku tentang penerjemahan yang cukup bagus terutama karena jarangnya buku-buku yang membahas mengenai penerjemahan untuk video game. Maka sangat layak sekali buku ini dimiliki oleh para pelaku dan praktisi penerjemahan. (Muntaha)

Mendesain Media Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Video Game

Mengajar Bahasa Inggris Dengan Video Game, Kenapa Tidak?

Ketika mendengar seorang anak bermain video game, maka orang tua akan langsung berfikir bahwa anak tersebut hanya bersenang-senang dan biasanya akan lupa tugasnya untuk belajar maupun membantu pekerjaan rumah. Pandangan negatif tersebut memang sudah melekat pada permainan video game karena sifatnya sebagai hiburan. Namun pada dasarnya video game pun bisa dijadikan sebagai media pembelajaran khususnya bahasa Inggris. Selain itu juga video game bisa menghilangkan image dari kata belajar yang identik dengan sebuah tekanan dan keseriusan. Kemudian berubah menjadi belajar yang menyenangkan dan menghibur. Maka sebagai calon guru, guru atau orang tua perlu kiranya memberikan media dan juga model baru dalam pembelajaran dari yang membosankan ke media dan model pembelajaran yang menyenangkan. Mungkin inilah salah satu solusi yang ingin ditawarkan oleh penulis buku ini.

Dalam buku ini penulis Luthfie Arguby dan Lukfianka Sanjaya memberikan porsi yang lebih besar kepada praktik desain video game yang langsung steps by steps langkahnya secara mendetail yang mencakup desain pembelajaran kosa kata, video game sebagai Lembar Kerja Siswa (LKS) elektronik, dan video game berbasis narasi dalam bentuk visual novel. Buku ini pun memberikan langkah-langkah yang simpel dan mudah seperti halnya dalam membuat video game untuk kosa kata dan LKS elektronik, pembaca tinggal mengunduh aplikasi dan template dari www.iaftersmile.com. Juga visual novel menggunakan aplikasi RMVX (RPG Maker VX) dari Enterbrain. Kedua aplikasi ini sangat mudah bahkan bagi para pencinta game PC pemula pun bisa membuatnya. Dan yang pasti hasilnya akan sangat membantu proses pembelajaran, karena siswa mudah memainkan dan menjalankan video game ini.

Kelebihan lain dari buku ini adalah tampilan dan penjelasan akan langkah-langkahnya yang mudah. Dilengkapi pula dengan pembahasan mengenai prinsip-prinsip dalam mendesain video game untuk pembelajaran bahasa yang baik dan menarik. Buku ini sangat layak untuk dibaca dan dipelajari bagi mahasiswa calon guru atau guru yang menginginkan media yang lebih menarik untuk proses belajar mengajar yang dilakukan.

Language Learning Through RPG Games

Language learning now days develops massively through digital media. It is very different with previous years before, where language learning conducted through traditional method. Learning through multimedia can be categorized into Computer Assisted Language Learning (CALL), student centered learning and simulated learning. By using media especially game, students have roles as co-creator for the learning process. It can give freedom for students to configures, modify, and enhance to meet their need. Game in this function is an interactive media. Interactive media include the combination of electronic text, graphics, moving images, and sound, into structured digital computerized environment that allows people to interact with the data for appropriate purpose.

In term of familiarizing the readers to this model of language learning, the writer Luthfie Arguby and Lukfianka Sanjaya complete this book updates theories of utilizing video games in language learning in the classroom. This book gives much explanation on the use of RPG maker VX by Enterbrain. The reader will get a guidance and simulation on how to create RPG games for language learning purpose. In chapter II, for example, the writer guides the reader on using template based role playing video game design. In this chapter reader can learn how to modify the elements on the game like characters, race, weapons, accessories, armor, world map and location.

Finally, this book is also completed by the explanation on role playing video game making using RPG maker VX. In this chapter the reader can follow the way on making games. Like how to prepare story line for the game, build every details on the game. Reader will be guided to make the game from the beginning till the end. Therefore it is helpful for everyone who is interesting to create game RPG for language learning. It is suitable for students of university. In reading this book, readers do not need any special skills on creating game. As long as they have known little about computer, this game can be learned easily. (Muntaha)

Pengantar Sosiolinguistik

Mencari Makna Tersembunyai Pada Hubungan Antara Bahasa dan Kehidupan Sosial

Bahasa mempunyai sifat heterogen dan bervariasi. Ke-heterogen-an dan ke-variasi-an tersebut di pengaruhi oleh faktor-faktor di luar bahasa yang bersifat sosial, sebagaimana yang dikatakan Saussure (1973) dalam bukunya “Course in General Linguistics” bahwa bahasa merupakan fenomena sosial. Dan disinilah Sosiolinguistik berperan untuk membuat model atau pola struktur hubungan antara bahasa dan faktor-faktor sosial (tatanan sosial), dan juga struktur sosial menentukan perilaku bahasa. Antara struktur sosial dan bahasa keduanya tidak bisa dipisahkan.

Hubungan faktor sosial dengan bahasa dapat dilihat sebagaimana keterikatan antara bahasa, masyarakat, dan budaya. Sebagai contohnya percakapan berikut ini:

A: Kamu jangan diam saja, cepat selesaikan pekerjaan ini!

B: nggih pak, saya segera selesaikan, secepatnya.

Percakapan di atas bisa di gambarkan sebagai gambaran hubungan bahasa dan budaya. Ini jelas sekali bahwa bahasa adalah bagian dari budaya dan sekaligus wadah serta citra dari budaya tersebut seperti dalam percakapan diatas. Dari percakapan itu bisa digambarkan bahwa A memiliki kedudukan sosial yang lebih tinggi, dilihat dari pemilihan kata dan kalimatnya yang cenderung untuk memerintah. Sedangkan B disini secara struktur sosial lebih rendah sehungga kalimatnya pun bernada patuh dan sopan. Sedangkan unsur budaya yang ada dalam percakapan ini adalah budaya Jawa. Dimana dalam budaya jawa unggah-ungguh dalam berbahasa sangat diperhatikan dan mempunyai porsi yang tinggi dalam interaksi sosial masyarakat. Penghormatan disitu bisa dilihat dari penggunaan sisipan kata nggih yang berarti iya/siap dalam bahasa Jawa Kromo. Dan itu merupakan penghormatan kepada orang yang statusnya lebih tinggi (dihormati).

Sosiolinguistik yang begitu menarik dengan pembahasannya mengenai segala hal yang berhubungan dengan bahasa dan sosial masyarakat ini oleh Dr. Giyoto, M.Hum, penulis buku ini begitu bagus disajikan secara umum. Sebagaimana disini dijelaskan mengenai bahasa yang digunakan oleh kelompok tertentu. Sangat wajar dan maklum bahwa suatu komunitas katakanlah seperti Waria (trans-gender) mereka memiliki bahasa dan istilah yang unik dan tersendiri, tentu saja bahasa tersebut hanya dipahami oleh anggotanya saja.

Ada juga perbedaan bahasa yang digunakan oleh masyarakat karena perbedaan usianya, jelas sekali bahwa anak muda sekarang lebih banyak menggunakan bahasa gaul (non standard) dalam berkomunikasi, yang tentu saja berbeda dengan kelompok masyarakat yang berumur tua. Dibahas juga bagaimana perbedaan bahasa yang digunakan oleh masyarakat karena perbedaan jenis kelamin.

Selanjutnya buku ini juga mengupas bagaimana dwi bahasa yang terjadi dalam masyarakat. Apa sajakah unsur-unsur yang terkait dengan proses terjadinya. Fenomena dwi bahasa sejatinya adalah suatu hal yang lumrah dan banyak terjadi di seluruh masyarakat dunia. Dimana dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara ada pengklasifikasian antara bahasa lokal dan bahasa nasional. Tentu saja masyarakat di Negara itu pasti bisa minimal dua kategori bahasa tersebut.

Penjelasan yang bagus dan juga isi yang lengkap, menjadi keunggulan buku ini. Jadi sangat tepat jika para mahasiswa atau pembaca umum yang ingin mendalami sosiolinguistik memiliki buku ini.   Karena bisa dijadikan bahan referensi dan rujukan untuk memahami sosiolinguistik secara umum. (Muntaha)

Islam dan Budaya Jawa

Indonesia adalah Negara berpenduduk muslim terbesar didunia, ini menjadi suatu prestasi besar bagi sebuah Negara yang secara geografis dan budaya jauh dari pusat peradaban Islam (timur tengah khususnya arab). Terlebih lagi Indonesia tidak pernah berada di dalam wilayah kekuasaan kekhalifan Islam pada jaman dahulunya. Malah Indonesia dahulu adalah wilayah kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha. Mengapa demikian? Sebagai jawabanya adalah bahwa para pendakwah di Indonesia menyebarkan ajaran Islam dengan konsep-konsep yang damai, terutama melalui kebudayaan dan adat istiadat. Sebagai contohnya adalah ulama-ulama pada jaman itu yang disebut sebagai Walisongo. Mereka memanfaatkan budaya secara massif sebagai media dakwah penyebaran Islam pada jaman itu.

Keselarasan model dakwah dan konsep penyebaran Islam itu semakin ditegaskan saat ini dengan istilah “Pribumisasi Islam”. Ini adalah sebuah konsep kekinian yang digagas oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dus) pada tahun 1980-an. Konsep ini mencoba mengakomodasi ajaran Islam yang bersifat normatif dan berasal dari Tuhan dengan kebudayaan yang berasal dari manusia tanpa kehilangan identitas masing-masing. Dengan demikian keduanya akan memberikan corak. Konsep ini berikhtiar dan berupaya untuk menghindari timbulnya perlawanan (konflik) dengan budaya setempat, sehingga budaya tersebut tidak hilang, bahkan sebagai sarana untuk Islamisasi.

Buku yang ditulis oleh Drs. Abdullah Faishol, M.Hum dan Dr. Syamsul Bakri, M.Ag ini sangat tepat untuk dijadikan bacaan dan rujukan mengenai pribumisasi Islam khususnya di Jawa. Buku ini membahas secara detail konsep perpaduan antara agama (Islam) dengan budaya. Sesuai judulnya buku ini mencoba untuk mengangkat berbagai bentuk budaya Islam-Jawa yang berkembang di masyarakat beserta landasan filosofis dari budaya-budaya tersebut ditilik dari sudut pandang sumber-sumber hukum Islam seperti Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Sebagai contohnya adalah beberapa upacara yang berkaitan dengan kehamilan dan kelahiran. Pertama “ngapati” (empat bulan masa kehamilan). Yaitu bentuk ungkapan syukur dari pasangan suami-istri akan kehamilan (mereka akan mendapatkan keturunan). Budaya ini sesuai dengan salah satu hadits nabi yang yang menyebutkan bahwa pada setiap masa 40 hari akan berubah perkembangan janin dari proses pembuahan-menjadi janin dan pada masa 40 hari keempat itulah Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh pada janin lalu menulis empat hal: rizki, ajal, amal, dan celaka/bahagianya. Itulah dasar dari tradisi tersebut. Secara jelas ini bisa ditarik kesimpulan bahwa sebelum Allah menentukan empat hal tersebut, orang tua berdoa semoga Allah memberikan hal yang terbaik dengan adanya proses “ngapati” tersebut.

Masih banyak tradisi yang lain seperti “mitoni” (tujuh bulan masa kehamilan), “sepasaran” atau akikahan (bayi umur lima hari), seperti juga upacara perkawinan seperti “siraman” (pemandian), midodareni (malam hari menjelang pernikahan), sungkeman (hormat ke orang tua), selametan kematian dan juga tahlilan. Tradisi-tradisi itu dibahas tuntas mengenai unsur Islam dan Jawanya. Sehingga buku ini sangat layak untuk dibaca.

Pengantar Pendidikan Untuk Perguruan Tinggi

Berbicara mengenai pendidikan memang tidak akan pernah ada habisnya. Pendidikan sebagai dasar dalam proses pembentukan manusia menjadi hal pokok yang wajib di lakukan. Keberhasilan suatu Negara juga selalu di ukur dengan seberapa maju tingkat pendidikannya. Logikanya adalah semakin maju suatu Negara maka semakin maju pula pendidikan wargannya. Sehingga perhatian mengenai pendidikan selalu tinggi, seperti halnya di Indonesia akhir-akhir ini begitu banyak kecaman akan kegagalan pendidikan di indonesia. Kenapa demikian, tentu saja karena manusia di Indonesia mengalami penurunan secara kualitas seperti masalah mengenai buruknya moral peserta didik yang mencuat di media-media, serta juga menurunya moral para pendidiknya.  Berita-berita tersebut seakan semakin menjadi pembuktian akan kebenaran gagalnya pendidikan di Indonesia.

Asumsipun bermunculan untuk menjawab akar permasalahan tersebut, dari buruknya kurikulum, bobroknya moral para pendidik, dan besarnya pengaruh kebudayaan asing yang merusak melalui media-media yang ada. Walaupun pada dasarnya permasalahan itu saling keterkaitan satu sama lain. Sehingga diperlukan wawasan baru mengenai pendidikan untuk bisa memahami permasalah itu lebih dalam.

Buku ini hadir sebagai salah satu usaha pemahaman mengenai dasar pendidikan yang diharapkan bisa menjawab permasalahan diatas.  Hal ini terutama untuk para calon pendidik yang belajar di perguruan tinggi Islam. Mereka (calon pendidik) harus benar-benar paham mengenai hakikat dari pendidikan dalam islam. Karena pendidikan pada dasarnya tidak hanya mencerdaskan dan melatih keterampilan saja tapi lebih kepada bagaimana manusia itu bisa bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlakul karimah.

Penulis buku ini Suprapti, M.Pd, memberikan penjelasan mendalam mengenai hakikat manusia sebagai subjek dalam pendidikan, dan juga hakikat pendidikan itu sebenarnya untuk apa dan kepada siapa. Bahasan yang terperinci dan mendalam dari buku ini sangatlah cocok bagi para pemula terutama mahasiswa yang baru bersentuhan dengan teori-teori pendidikan. Selain itu buku ini juga semakin lengkap dengan membahas mengenai aliran-aliran dalam pendidikan, system pendidikan nasional dan ditutup dengan bahasan mengenai pendidikan dan pembangunan nasional.

Selain itu buku ini pun memaparkan mengenai masalah pendidikan yang sangat luas dan kompleks baik itu dari segi pelakunya yaitu manusia, sedangkan manusia itu sendiri merupakan makhluk penuh misteri yang mengundang teka-teki, dan juga pendidikan harus mengantisipasi hari depan yang juga banyak mengandung pertanyaan. Buku ini mencoba untuk merumuskan masalah yang bersifat pokok yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi pemecahan masalah-masalah praktis yang timbul dalam praktek pendidikan dilapangan.