Kompetisi Piala Rektor Diikuti oleh Ratusan Atlet Dari Lima Fakultas

SINAR- Kompetisi Piala Rektor kembali dilangsungkan secara offline di UIN RM Said Surakarta. Tahun 2022 ini ada 11 cabang seni dan 10 cabang olah raga yang dipertandingkan. Pembukan acara dibuka oleh Rektor, Prof. Mudofir dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Syamsul Bakri. Turut hadir pula jajaran Pimpinan Rektorat dan Dekanat yang berada di lingkungan UIN RM Said untuk memberikan semangat sportivitas dan loyalitas untuk kemajuan Olah Raga dan Seni UIN RM Said Surakarta Selama dua hari (23-24/ 05) ini, akan diikuti berbagai cabang olah raga dan seni untuk dengan hadiah utama piala rektor yang disiapkan oleh Bagian Kemahasiswaan, alumni dan kerjasama UIN RM Said Surakarta. Hadiah bukan semata-mata tujuan melainkan suatu apresiasi dari usaha mahasiswa dalam berkompetisi, namun kegiatan ini dapat dijadikan tolak ukur dan monitoring selanjutnya dalam menghadapi kompetisi-kompetisi lain di tingkat nasional bahkan internasional”, tutur Prof. Syamsul Bakri.

Dengan ditabuhnya Drum oleh Rektor dan Wakil Rekto Bidang Kemahasiswaan dan kerjasama, kompetisi ini resmi dibuka. Rektor juga berpesan bahwa sebuah kompetisi dapat menjadi jalan untuk mengasah kemampuan diri secara terukur dan terencana. (Nughy/ Humas Publikasi)

Penetapan UKT, ID Bayar dan Jadwal Herregistrasi Mahasiswa Baru Jalur SPAN PTKIN 2022

SCHEDULE REGISTRASI :

  1. Registrasi Daftar Ulang:

            30 Juli 2022 s.d 03 Agustus 2022 

  1. Pengumuman Uang Kuliah Tunggal (UKT):

            05 Agustus 2022 pukul 15.00 WIB

            Link Website Pengumuman UKT disini

  1. Pembayaran UKT:

            08 s.d 12 Agustus 2022

            BRI, BPD Jateng Syariah, dan BSI

 

PERPANJANGAN REGISTRASI:

18-22 Agustus 2022

Info lengkap dapat dilihat pada laman disini.

Jika terdapat kendala silahkan menghubungi kontak person Sub Bagian Layanan Akademik

(WhatsApp – Chat Only): 0821-3375-4228.

 

TATA CARA BAYAR UKT

UKT FINAL

CEK DISINI

Terhenti Karena Pandemi, Kini Latihan dan Penguatan Karakter Mahasiswa KIP Kuliah Dibuka Lagi

SINAR– Untuk kali pertama pasca pandemi yang mulai mereda, beberapa periode Kegiatan Latihan Penguatan Karakter Mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ini dapat kembali dilaksanakan. Dengan adanya pelonggaran kebijakan kegiatan masyarakat, kegiatan yang mengharuskan tatap muka dengan berbagai aktifitas fisik kembali dilaksanakan di Barak TNI Bantir Sumowono Bandungan. Kegiatan rutinan yang harus dijalani oleh para mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah (dulu Bidikmisi) terus dilaksanakan tiap tahun sebagai wujud latihan sekaligus penguatan karakter diri karena mereka mendapatkan beasiswa yang bersumber dari dana negara.

Meskipun berbagai latihan fisik yang menguras tenaga yang tidak jumpai saat perkuliahan online, namun rasa bahagia menyeruak di wajah para mahasiswa sejumlah 310 orang ini. Selama tiga hari, 17-19 Mei 2022 bersama para pelatih dari Barak TNI Bantir Sumowono mereka akan digugah rasa nasionalismenya. Selain itu mereka akan diajari disiplin, kerjasama tim, persaudaraan, cinta tanah air dan tentunya sikap hormat terhadap bangsa dan negaranya.

Menurut Kepala Bagian Umum dan Akademik pada Biro Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Pudji Rahardjo Rudi Hartono, A.K.S. sebagai pelaksana kegiatan mengatakan bahwa kegiatan semacam ini bermanfaat bagi para mahasiswa nantinya, karena setiap latihan yang diberikan akan dapat memberikan pengalaman dan latihan mental dalam menghadapi perkuliahan, bahkan dalam kehidupan sehari-harinya. Tentunya, ini akan menjadikan mahasiswa lebih baik dalam menyikapi setiap sisi kehidupan”, tuturnya.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Biro AUAK, Drs. H. Muhammad Lutfi Hamid, M. Ag, Senin siang, (17/05). Drs. Lutfi berpesan kepada seluruh peserta untuk bisa menjaga kesehatannya, menjaga diri dan lingkungan pendidikan selama berada di Barak TNI Bantir Sumowono. Bapak Kepala Biro AUAK juga berpesan agar dapat memahami segala instruksi dari pelatih sebagai latihan menggembleng diri.

Di malam harinya, Rektor UIN RM Said bersama Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama juga turut hadir untuk memonitoring untuk dapat memberikan motivasi kepada para mahasiswa. Rektor UIN RM Said, Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., daalm kesempatan tersebut bercerita pengalaman hidupnya hingga dapat menjabar sebagai Rektor UIN RM Said. Untuk daapt mengubah alur cerita kehidupan harus dimulai dari mengubah karakter diri”, tuturnya. Perubahan karakter bisa didapat melalui bacaan, artinya harus banyak membaca. Selanjutnya dapat memanfaatkan lingkungan sekitar, misalkan abad digital yang serba mudah ini harus secepatnya dapat dimanfaatkan kemudahannya”, ungkapnya. Tak lupa Prof. Mudofir berpesan untuk dapat membaca dan menulis narasi-narasi yang membangun optimisme agar dinamika perkemabangan kualitas generasi dapat berjalan.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Prof. Dr. KH. Syamsul Bakri, M.Ag., juga menambahkan selain tiga hal yang disebutkan oleh Rektor ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi karakter seseorang yakni 1) Genetik/ garis keturunan 2) Latihan 3) Lingkungan. Ketiga hal tersebut saling mempengaruhi, misalkan saja ada orang yang berasal dari keturunan pejabat atau orang kaya tetapi jika tidak dilatih maka saja bisa bangkrut bahkan jika bergaul dengan lingkungan orang yang hanya suka foya-foya bisa saja uangnya habis dan menjadi kere”, tuturnya. Genetik bisa dirubah dengan latihan kebiasaan sehingga ada perbaikan keturuan berikutnya, ada pula yang banyak bergaul dengan lingkungan orang baik, kyai atau pengusaha maka hal tersebut akan dapat melatih karakternya menjadi lebih baik”, imbuh ia.

Para mahasiswapun dengan antusias menanggapi pengalaman hidup yang telah diutarakan oleh para pemimpin di UIN RM Said Surakarta ini. Tentunya pengalaman mereka dapat memotivasi dan menginspirasi mahasiswa agar dapat menajdi generasi penerus bangsa yang tercinta ini. (Nughy/ Humas Publikasi)

Dok: Anggoro

Pembinaan Pegawai UIN RM Said Menuju SDM yang Kompetitif

SINAR-Usai cuti bersama Idul Fitri 1443 H, segenap civitas akademika pada Senin, (9/5) mengawali kegiatan dengan pembinaan pegawai bertajuk “Membangun SDM Handal di Era Digital menuju Perguruan Tinggi yang Kompetitif”.

Berlangsung di Graha UIN Raden Mas Said, kegiatan ini dihadiri ratusan dosen dan tenaga kependidikan. Kegiatan ini dibuka secara langsung oleh Rektor UIN Raden Mas Said, Prof. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd, serta dihadiri oleh seluruh jajaran pimpinan serta Ketua senat.

Dalam sambutannya Rektor menekankan pentingnya terus mengembangkan skill di era digital untuk mendukung kemajuan kampus UIN Raden Mas Said. “Keberhasilan UIN Raden Mas Said adalah sebuah kerja kolosal. Oleh karenanya semua elemen, dosen, tendik, dan semua karyawan harus dapat bekerja dengan baik sesuai tugasnya,” pesan Prof. Mudofir.

Sementara itu, Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag, Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam paparannya terkait membangun SDM yang handal menyampaikan beberapa aspek yang harus terus ditingkatkan, yakni knowledge, skill, dan mental attitude. Ketiganya akan berjalan selaras bila didukung oleh komunikasi, kolaborasi, dan koordinasi yang baik. (Gus-Atn/Humas)

HMPS HKI Kaji Kitab Tentang Hukum Keluarga Islam

SINAR-Dalam rangka memperdalam ilmu tentang Hukum Keluarga Islam, Himpunan Mahasiswa Program Studi Hukum Keluarga Islam UIN Raden Mas Said Surakarta menyelenggarakan Ngaji Kitab Qurrotul ‘Uyun dengan tema “Pilar-pilar Hukum Keluarga Islam dalam kajian Kitab Qurrotul ‘Uyun”. Bertindak selaku narasumber yakni Direktur Pusat Konstitusi & Hukum Islam (Puskohis) UIN Raden Mas Said Surakarta, A.M. Mustain Nasoha S.H., M.H.

Untuk diketahui bahwa kitab Qurrotul ‘Uyun sering dipelajari dikalangan pondok pesantren, yang mana pembahasannya mengenai ruang lingkup keluarga yang sesuai tuntunan agama Islam, mulai dari rukun dan syarat nikah sampai dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi didalam hubungan pernikahan. Hal ini tentu menjadi penting sekali untuk dikuasai oleh para mahasiswa Fakultas Syariah terutama mahasiswa Hukum Keluarga Islam yang notabene menggeluti dibidang Hukum Keluarga.

Dalam paparan materinya Direktur Puskohis yang akrab dipanggil Gus Nasoha menukil hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: “Barang siapa mempunyai istri dua dan dia berlaku tidak adil di antara keduanya, maka dia akan datang pada hari kiamat dengan pecah tubuhnya dan jatuh. Riwayat lain mengatakan: pecah dan bungkuk/miring tubuhnya”. Ujarnya dalam penyampaian kajian kitab Qurrotul ‘Uyun.

Kemudian ketika ada pertanyaan, “Lebih penting ibadah atau nikah terlebih dahulu? Nah, di dalam kitab Qurrotul ‘Uyun ini dijelaskan bahwasanya keduanya harus seimbang, tetap melaksanakan ibadah dan juga melaksanakan pernikahan”. Gus Nasoha juga menyampaikan kiat-kiat dalam menjalin hubungan suami istri, mulai dari status hukumnya sampai dengan tata cara melaksanakannya. Di pengujung acara, Ia berpesan kepada seluruh jamaah yang hadir, agar selalu menundukan pandangan terhadap lawan jenis dan selalu berusaha untuk senantiasa menutup aurat.

Harapan dari penyelenggara terhadap kegiatan ini semoga dengan dilaksanakannya Ngaji Kitab Qurrotul ‘Uyun ini dapat membawakan ilmu yang bermanfaat dan barokah bagi seluruh jamaah maupun panitia, untuk menjadi bekal dalam menjalani kehidupan berkeluarga kelak. (Gus/Humas)

Sumber: Ahmad Makruf/Divisi Keilmuan/Ed:afz

Berbagi Inspirasi Di Bulan Suci, UKM T-Maps Gelar Safari Mendongeng

SINAR- Selasa, (19/04), Unit Kegiatan Mahasiswa Training for Motivation and Public Speaking (T-MAPS) telah melaksanakan hari ke-3 KISEMAR (Kisah Semarak Ramadhan). Rangkaian agenda KISEMAR ini dilaksanakan pada tanggal 15, 17, 19 April 2022, di 3 TPA berbeda sekitar Kabupaten Sukoharjo.

 Sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang public speaking dan motivasi, UKM T-MAPS tak pernah lelah untuk selalu memberikan inspirasi kepada orang-orang di sekelilingnya. Di bulan Ramadhan tahun ini, UKM T-MAPS mencoba berbagi inspirasi kepada anak-anak TPA di sekitar Sukoharjo dengan melaksanakan safari mendongeng. Safari mendongeng ini dimulai pada tanggal 15 April 2022 yang telah dilaksanakan di TPA Ahmad Dahlan, Sidomulyo, Makam Haji. Kemudian dilanjutkan pada tanggal 17 Apil 2022 di TPA Al-Falakh, Kertonatan, Kartasura, dan pada tanggal 19 April 2022 di TPA Al-Huda, Tlobong, Langenharjo, Grogol, Sukoharjo.

Agenda ini merupakan upaya dari UKM T-MAPS untuk mengabdi kepada masyarakat dengan kemampuan yang dimilikinya, yaitu public speaking. Dalam kesempatan kali ini, teman-teman dari UKM T-MAPS menunjukkan keahliannya dalam bidang mendongeng kepada anak-anak TPA. Cerita yang disajikan para pendongeng adalah cerita-cerita dan kisah mengenai sejarah Islam, sejarah nabi-nabi, kisah inspiratif dari para sahabat nabi, serta cerita anak-anak yang berkaitan dengan berbakti kepada orang tua, semangat menuntut ilmu, dan lain sebagainya. Harapannya, dengan diadakannya agenda ini, anak-anak lebih semangat dalam belajar, dan beribadah khususnya di bulan Ramadhan. Selain itu, dengan diadakannya kegiatan mendongeng, diharapkan dapat menjadi salah satu referensi media pembelajaran yang menarik untuk anak-anak. Yang tak kalah menarik adalah, bahwa agenda KISEMAR setiap harinya ditutup dengan kegiatan buka bersama dengan anak-anak TPA, dan warga sekitar. Adanya hal tersebut diharapkan dapat menambah kedekatan para pengurus UKM T-MAPS yang notabene sebagai mahasiwa UIN Raden Mas Said Surakarta dengan masyarakat setempat. (Nughy/ Humas Publikasi)

Baca Buku Ini, Ingin Saleh Boleh-Merasa Saleh Jangan

SINAR- Ingin Saleh Boleh, Merasa Saleh Jangan merupakan buku bunga rampai yang ditulis keroyokan oleh lima Dosen UIN Raden Mas Said dari berbagai latar belakang keilmuan dan konsentrasi bidang berbeda-beda.

Ada Abdul Halim dengan konsentrasi keilmuan Kajian Alquran dan Hadis, Nur Rohman dengan konsentrasi Ilmu Tafsir, Abraham Zakky Zulhazmi dengan konsentrasi ilmu komunikasi dan kajian media, Nur Tanfidiyah dengan konsentrasi Tafsir Alquran, sampai Alfin Miftakhul Khairi dengan konsentrasi Konseling.

Secara garis besar buku ini merupakan kumpulan respons terhadap masifnya gerakan-gerakan takfiri atau eksklusif yang mengalienasi kelompok berbeda. Kelompok yang dalam kurun dekade terakhir ini mulai muncul di segala lini. Baik secara offline; melalui pengajian-pengajian, maupun yang secara online; melalui postingan-postingan media sosial.

Kehadiran kelompok Islam eksklusif ini dianggap berisiko memberikan pemahaman Islam dengan cara yang kaku dan keras. Apalagi sampai membuat agama bisa dipolitisasi, dimaknai dengan tafsir tunggal absolute, sampai dengan menciptakan embrio ketegangan di tengah-tengah masyarakat.

Ada banyak esai yang menggilitik dalam buku Ingin Saleh Boleh, Merasa Saleh Jangan ini. Salah satunya seperti esai Abraham Zakky Zulhazmi dengan judul “Dokter, Kiai, dan Cara Belajar Agama Zaman Digital”.

Di esai tersebut, Zakky menjelaskan bagaimana pentingnya melakukan seleksi untuk menentukan sosok yang bisa jadi rujukan. Seleksi yang menjadi komponen penting agar kita tidak hanya terpatok hanya pada popularitas, tapi juga soal kepakaran.

Esai ini pada mulanya diawali dari cerita di kelas. Zakky menganalogikan suatu situasi, “Andai kan saja kalian sakit keras, sampai harus operasi, apakah kalian mengizinkan saya mengoperasi kalian?”

Uniknya, semua mahasiswa di dalam kelas menjawab tidak mau. Alasannya sederhana; si dosen dianggap tidak punya kompentensi untuk melakukan operasi. Mahasiswa tidak peduli meski si dosen adalah orang terkenal, punya followers banyak, diikuti pandangannya oleh banyak orang, pendapatnya selalu gampang viral dan dibicarakan banyak orang.

Bagi mahasiswa, urusan kesehatan dan keselamatan nyawa harus benar-benar diserahkan pada ahlinya. Dalam hal ini tentu yang dimaksud “ahli” adalah dokter, bukan orang yang terkenal.

Hal inilah yang kemudian—menurut Zakky—perlu untuk diterapkan juga untuk memilih pakar di bidang agama. Entah dalam wujud ustaz, kiai, atau ulama, perlu kiranya untuk menentukannya melalui kepakaran, bukan semata-mata kepopuleran.

Di esai yang lain, yang menjadi judul sekaligus tema besar dari buku ini, “Ingin Saleh Boleh, Merasa Saleh Jangan”, yang ditulis oleh Abdul Halim, turut serta menjelaskan tentang fenomena hijrah yang dibarengi dengan laku eksklusif. Merasa diri lebih saleh, merasa lebih saleh, dan orang yang tidak ikut fenomena tersebut (baca: hijrah) akan dianggap belum menemukan pencerahan.

Di akhir tulisannya, Abdul Halim bahkan mengutip Gus Mus ketika ketika bercerita bahwa, “Saya lebih orang salat kesiangan tapi merasa bersalah di hadapan Allah, ketimbang beribadah semalam suntuk tapi lantas merasa mulia dan sombong.”

Sebuah pesan yang sama persis dengan judul bunga rampai ini, dan menjadi pamungkas yang ditulis oleh Abdul Halim. Pesan sederhana yang bisa menjadi refleksi bagi umat Islam di mana saja: “Ingin saleh itu boleh-boleh saja—harus bahkan, tapi kalau merasa (paling) saleh, ya jangan.” (Nughy/ Humas Publikasi)

Sumber: Safa