FGD RB dan ZI, Rektor: Bentuk Tim Khusus Penghimpun Data Dukung

SINAR- (2/10) Bagian Organisasi, Kepegawaian dan Hukum (OKH) IAIN Surakarta menggelar Focussed Group Discussion dengan tema Penguatan Reformasi Birokrasi (RB) dan Zona Integritas (ZI) di Aula Rektorat Lantai III. Dra. Wahyu Sukamti, M.E.Sy. selaku Kepala Bagian OKH IAIN Surakarta dalam laoprannya mengatakan, tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini adalah bisa melaksanakan penilaian mandiri reformasi birokrasi dan zona integritas. Namun selama dua tahun terakhir penilaian secara mandiri menunjukkan nilai yang belum memuaskan, karena kekurangan data dukung yang diperlukan dari masing-masing unit. Untuk itu, ia berharap dengan adanya FGD ini dapat bersinergi dalam memberikan data pendukung yang terkait dengan RB maupun ZI dari unit masing-masing, jelasnya.

Sementara itu Rektor IAIN Surakarta Prof. Dr. H. Mudofir, S. Ag., M. Pd. dalam arahannya menyampaikan, memang perlu diakui IAIN Surakarta belum total dalam mengelola zona integritas karena berfokus pada pencapaian prodi-prodi A dan akreditasi kelembagaan sehingga daya dukung yang dibutuhkan zona integritas belum total, zona integritas sebenarnya tetap berjalan namun perhatiannya tidak sebesar ketika mengurus alih status, akreditasi dan seterusnya katanya. Karena itu saya mengusulkan untuk membentuk tim khusus penghimpun data dukung yang terkait dengan zona integritas, jadi prestasi yang telah dilakukan, budaya kita yang sudah sangat terbuka seperti anggaran dll, sayangnya belum terpublikasi zona integritas karena kurangnya data dan belum meliliki tim yang memperhatikan secara khusus, terangnya.

Senada dengan Rektor IAIN Surakarta narasumber dalam FGD kali ini R.R Sri Sukarni Katamwatiningsih , M. Pd menyampaikan setidaknya ada 7 fokus pembangunan zona integriatas, yang pertama adalah dibentuknya tim khusus ZI, katanya. Kemudian setelah terbentuk tim dilanjutkan dengan membuat rencana kerja ZI melalui program-program prioritas ZI. Selanjutnya sosialisasi ZI ke seluruh pegawai dan membuat pojok ZI di website. Setelah itu dilakukan evaluasi dan monitoring, tambahnya. Kemudian beleiau yang juga sebagai widyaiswara dari balai diklat kementerian agama semarang ini mengatakan, pemimpin harus menjadi role model, dilanjutkan dengan pemilhan agen perubahan dan terakhir adalah perubahan budaya kerja, jelasnya. (Humas dan Publikasi)