Kantin Kejujuran: Ladang Wirausaha dan Upaya Menanamkan Jiwa Kemandirian serta Kejujuran Bagi Mahasiswa IAIN Surakarta

SINAR- IAIN Surakarta mewadahi mahasiswa untuk belajar berwirausaha lewat kantin kejujuran. Berdasarkan penelusuran tim reporter LPM Pandawa satu pekan yang lalu, kami mendapati adanya 3 titik kantin kejujuran. Di antaranya, yaitu (1) lantai 1 lobby gedung E FIT; (2) lantai 2 dan 3 gedung FAB; dan (3) lantai 2 gedung FUD.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim, sebenarnya dahulu pada tahun 2017 di lobby gedung Laboratorium juga terdapat kantin kejujuran. Awalnya hanya satu-dua orang yang menaruh dagangan di sana, namun lambat laun semakin banyak. Kemudian, muncul larangan untuk berjualan hingga sekarang, karena letak dagangan tersebut berada di depan pintu masuk sehingga mengganggu kenyamanan.

Adanya kejadian ini, membuat kantin  kejujuran pindah ke gedung B, gedung C, dan gedung D. Berawal dari tempat-tempat tersebut, muncul dua orang pedagang donat. Kemudian kegiatan mereka dilirik Cleaning Service, sehingga ikut berjualan di gedung B, gedung C, dan gedung D, tetapi dagangannya berbeda, yaitu tahu bakso, jus dan arem-arem. Hal tersebut, membuat Galuh Resti Setyani, mahasiswa semester dua Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI) tertarik untuk ikut berjualan seperti mereka. Akan tetapi, ia hanya berjualan di gedung C dan gedung D.

Kemudian, para pedagang yang tergabung dalam grup Pejuang Rupiah IAIN Surakarta memiliki inisiatif untuk meminta izin berjualan ke rektorat bagian umum. Selain itu, mereka meminta izin ke Kabag umum FITK. Setelah itu, mereka diizinkan kembali berjualan asalkan tidak dipinggir jalan, yaitu di bagian bawah tangga gedung E. Menindaklanjuti izin tersebut, mereka melakukan kerja bakti mencari meja untuk meletakkan dagangan. Dalam mengantisipasi agar tidak kehilangan uang, mereka bersepakat saling menjaga dagangan antar pedagang dengan cara melakukan monitoring secara bergantian.

Tahun 2020 grup Pejuang Rupiah IAIN Surakarta semakin  banyak anggotanya, tetapi yang aktif hanya delapan orang.  Bagi yang ingin berjualan di sana tidak ada syarat tertentu, tetapi sebagai pedagang baru diharapkan menjaga dagangannya sendiri. Karena, belum kenal dengan pedagang lama, sehingga pedagang lama belum bisa membantu mengawasi dagangannya.

Endang Rahmawati, dosen pengampu mata kuliah Kewirausahaan Islami, Tadris Bahasa Indonesia (TBI), mengapresiasi adanya kantin kejujuran yang dilakukan oleh mahasiswa, karena dapat menumbuhkan sikap pemberani dalam mengelola keuangan maupun berkomunikasi dengan pihak penyedia dagangan, sehingga mahasiswa menjadi mandiri. Selain itu, dapat membantu mahasiswa untuk menambah pendapatan bagi mereka yang berjualan dan melatih kejujuran bagi pembelinya. Kelebihan yang dimiliki, yaitu pedagang tidak harus menunggu dagangan yang dijual. Akan tetapi, kekurangan yang dimiliki adalah terkadang uang dari pembeli hilang. Sedangkan manfaat yang diperoleh dosen maupun mahasiswa lain, yaitu memudahkan untuk mendapatkan kebutuhan terhadap makanan atau minuman di sela-sela pergantian jam kuliah yang sebentar. Adapun harapan untuk kantin kejujuran adalah agar pihak fakultas dapat menyediakan tempat tersendiri supaya lebih menarik, dan higienis, sehingga jumlah pembeli bisa meningkat.

Riska Ayu Novianti mahasiswa TBI semester 4 mengutarakan bahwa alasan ia mau membeli dagangan di kantin kejujuran adalah  karena tempatnya yang lebih dekat, yaitu berada di dalam FAB. Selain itu, karena harga dagangan yang tersedia relatif murah.  Adapun  saran bagi kantin kejujuran, yaitu agar dagangan yang ada di lantai 3 pindah di ruangan kosong depan lift, karena tempat berjualan sekarang yang berada di pingir jalan mengganggu kenyamanan mahasiswa.(Gus/Humas Publikasi)

Sumber: Nurul Fajriyani-Miftakul Jannah/LPM Pandawa