IAIN Surakarta Tuan Rumah Forkomnas Wilayah III 2015

SINAR – Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta kembali menunjukkan eksistensinya dengan menggelar Forkomnas dan Workshop Advertising pada Jumat-Minggu (30/1-1/2) bertajuk The Power Creativity of Advertising. Forum Komunikasi Mahasiswa Nasional (FORKOMNAS) merupakan sebuah forum mahasiswa jurusan KPI di Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) seluruh Indonesia. Namun Forkomnas yang disertai Workshop Advertising kali ini dikhususkan untuk mahasiswa KPI PTAIN di wilayah III yang mencakup wilayah Jawa Tengah dan DIY.

Wibowo Aji Susanto selaku ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) KPI mengungkapkan alasan mengenai dipilihnya tema periklanan adalah karena tema ini terbilang jarang diangkat, baik saat Forkomnas wilayah maupun Forkomnas pusat. Dalam Workshop tersebut selain membekali pengetahuan tentang periklanan, juga mencoba memberikan kesempatan kepada para peserta untuk tetap berkarya dalam bidang broadcasting film dengan cara memproduksi iklan visual. Hal tersebut ditunjukkan dengan cara diberikannya kesempatan bagi para peserta untuk membuat iklan layanan masyarakat sesuai kreativitas mereka dengan lokasi di lingkungan sekitar kampus IAIN Surakarta, paparnya.

Tak hanya Workshop Periklanan, hal penting lainnya yang terdapat dalam kegiatan Forkomnas adalah sarasehan bersama yang merupakan wadah untuk bersilaturrahmi dan berbagi pengalaman, keilmuan maupun perkembangan antar masing-masing kampus yang telah hadir. (Fit)

Sosialisasi BPJS Kesehatan di IAIN Surakarta

SINAR-Merujuk pada Sistem Jaminan Sosial Nasional yang berdasar pada Konvensi ILO 102 tahun 1952 serta Pasal 28 H ayat 3 dan Pasal 34 ayat 2 UUD 1945 untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, adil dan makmur, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam bentuk kegiatan Sosialisasi BPJS Kesehatan. Hariyatni, SE, MM menjadi wakil dari BPJS Kesehatan sekaligus sebagai narasumber dalam sosialisasi yang dilaksanakan pada Selasa (24/02) di Gedung Graha IAIN.

foto sosialisasi BPJSKabiro AUAK IAIN Surakarta Satryan Abd. Rahman menjelaskan bahwa dengan adanya sosialisasi ini diharapkan akan semakin memperluas wawasan dalam bidang kesehatan. Selain itu dalam sosialisasi tesebut akan dijelaskan secara rinci manfaat sebagai peserta BPJS yang meliputi hak peserta, fasilitas kesehatan yang diperoleh,serta pelayanan kesehatan yang dijamin, tegasnya.

BPJS Kesehatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya diatur dalam undang-undang yang tertuang dalam UU Nomor 44 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

Dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan, peserta akan mendapatkan beberapa manfaat diantaranya pelayanan promotif dan preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta pelayanan katastropik, ungkap Hariyatni. (Mahendra)

KKN Mahasiswa Bidikmisi IAIN di Boyolali

SINAR-Sebanyak 29 Mahasiswa Bidikmisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pos Daya Berbasis Masjid di Kabupaten Boyolali yang tersebar di tiga kecamatan yaitu Simo, Sambi, dan Nogosari. Rombongan dilepas secara langsung oleh Hery Setyana selaku Ketua LP2M IAIN Surakarta, Senin (16/2).

Bidikmisi KKNMahasiswa harus menjadi pendengar yang baik dan mereduksi seluruh hal yang baik, pesan Hery dalam sambutan upacar pelepasan. Berbekal ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan untuk diaplikasikan dalam hidup bermasyarakat, menjadi pesan dan harapan yang di berikan kepada seluruh peserta KKN tersebut.

Camat Sambi mengungkapkan bahwa dengan adanya kegiatan KKN membawa harapan yang sangat besar bagi perkembangan dan pembangunan di desa-desa yang dijadikan tempat untuk kegiatan KKN tersebut. Masyarakat dan mahasiswa akan bersinergi dan saling bekerjasama untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Sementara itu Rektor IAIN Surakarta berpesan kepada para mahasiswa yang melaksanakan KKN selama lebih kurang satu bulan kedepan untuk senantiasa menjaga perilaku dan menjunjung tinggi nama baik IAIN Surakarta. (Mahendra)

Bakti Kampus Mahasiswa Bidikmisi

[alert-success]“ Life Green, Love Green, Think Green “[/alert-success]

SINAR – Demi mewujudkan Eco Green Campus mahasiswa Bidikmisi angkatan 2011 menggelar kegiatan penanaman pohon di area kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis-Jumat (12-13/02) selain dihadiri seluruh mahasiswa bidikmisi angkatan 2011 juga dihadiri seluruh civitas akademika.

Bidikmisi Bakti KampusDengan mengambil tema “ Life Green, Love Green, Think Green “ dimaksudkan supaya seluruh civitas akademika IAIN Surakarta lebih peduli terhadap lingkungan dan keasrian kampus. Dengan situasi kampus yang sejuk dan nyaman maka akan tercipta sebuah kondusifitas baik dalam aktifitas belajar-mengajar maupun pelayanan kepada mahasiswa.

Rektor IAIN Surakarta Dr. H. Imam Sukardi memberikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya kegiatan tersebut, dan sudah menjadi tanggup jawab seluruh warga IAIN untuk turut serta dalam melestarikan lingkungan demi menuju Eco Green Campus. (Mahendra)

Pendidikan Berbasis Masyarakat Organik

Buku ini merupakan edisi revisi dari disertasi Penulis yang sudah dipertahankan dalam Ujian Promosi Doktor pada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tanggal 4 Agustus 2011. Naskah asli disertasi ini berjudul “Pesantren Persatuan Islam 1983-1997 dalam Perspektif Pendidikan Berbasis Masyarakat”. Setelah mengalami proses editing dan perbaikan, akhirnya diputuskan untuk memberinya judul sebagaimana yang tertera di sampul depan sekarang.

Tema pendidikan berbasis masyarakat organik sengaja dimunculkan dalam buku ini, mengingat dewasa ini konsep pendidikan berbasis masyarakat sering dilihatnya secara sosiologis an sich, yang mengesankan adanya interaksi sosial antara pemerintah dengan masyarakat, yang ujung-ujungnya masyarakat tetap berada dalam posisi subordinat vis-a-vis pemerintah.

Buku ini mencoba melihat pendidikan berbasis masyarakat dari persepektif lain, yaitu dari sudut politik pendidikan, khususnya pendidikan kritis. Dengan  perspektif ini, buku ini membedah apa yang menjadi pengalaman Pesantren Persatuan Islam terkait penyelenggaraan pendidikannya. Proses pembedahan dilakukan dengan memanfaatkan pisau bedah analisis dari Antonio Gramsci tentang konsep hegemoni.

Berdasarkan kerangka konseptual Gramscian itu, Penulis memandang apa yang telah dilakukan Pesantren Persatuan Islam, khususnya ketika Persatuan Islam berada di bawah kepemimpinan A. Latief Muchtar, sebagai sebuah lembaga pendidikan yang membuat kebijakan-kebijakan kependidikannya secara mandiri dan otonom. Bentuk kelembagaan pesantren, tujuan pendidikan yang bertumpu pada ideologi Islam, kurikulum pendidikan yang seimbang (integralistik non-dikotomik) antara pendidikan agama dan pendidikan umum, serta pendanaan pendidikan yang berbasis swadana dan swadaya masyarakat, telah menjadikan Pesantren Persatuan Islam sebagai lembaga pendidikan yang menerapkan konsep pendidikan berbasis masyarakat organik. Berbeda dengan  pendidikan berbasis masyarakat tradisional, di mana kebijakan-kebijakan pendidikannya, baik sebagian ataupun keseluruhan, merupakan adopsi dan adaptasi dari kebijakan pendidikan  pemerintah, pendidikan berbasis masyarakat organik mencoba menerapkan kebijakan pendidikannya secara mandiri dan otonom, melepaskan diri dari ikatan-ikatan kepentingan pendidikan  pemerintah. Bagi pendidikan kritis, konsep pendidikan berbasis masyarakat organik merupakan perwujudan dari demokratisasi  pendidikan, di mana segala kebijakan pendidikan ditentukan oleh masyarakat, bukan oleh pemerintah, karena memang masyarakat adalah “tuan” dan “empunya” bagi pendidikan yang diselenggarakannya.

Di sinilah letak penting perlunya mengkonseptualisasikan pendidikan berbasis masyarakat organik, yaitu agar masyarakat menjadi pemilik bagi pendidikannya secara utuh, tanpa ada intervensi dan campur tangan pemerintah di dalamnya. Pemerintah cukup menjadi fasilitator, yaitu melaksanakan apa yang disebut Paulo Freire sebagai promosionalisme, bukan asistensialisme.

Filsafat Pendidikan Islam

Buku ini mencoba membongkar ulang landasan epistemologis keilmuan Filsafat Pendidikan Islam dengan melihatnya dari epistemologi Islam, yang tidak hanya bersumber pada wahyu sebagai highest wisdom of God, sebuah kawasan transendental yang tak tersentuh oleh filsafat ilmu Barat, tapi juga bersumber pada kawasan historis yang rasional, empiris dan intuitif. Bangunan ilmu bertumpu pada tiga tiang penyangga, yakni ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Tiga tiang penyangga ini akan mempermasalahkan apa, bagaimana dan untuk apa hakikat suatu ilmu. Dalam tradisi keilmuan Barat, terkenal istilah Scinece for Science, tapi dalam Islam, istilah tersebut tidak dikenal. Sebab, ilmu dalam Islam bertopang pada kesadaran dan keimanan kepada kekuasaan Allah. Islam menghendaki keterlibatan dan kemaslahatan umat dalam pengembangan ilmu dan pencarian kebenaran ilmu. Oleh karena itu, karakter ilmu pengetahuan dalam Islam, selain bertumpu pada antroposentris, juga teosentris.

Filsafat Pendidikan Islam merupakan kajian filosofis mengenai berbagai masalah pendidikan yang berlandaskan ajaran Islam. Kajian filosofis digunakan dalam Filsafat Pendidikan Islam artinya merupakan pemikiran secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam mencari kebenaran, inti atau hakikat pendidikan Islam. Buku ini berupaya menguraikan landasan ontologi, epistemologi dan aksiologi Filsafat Pendidikan Islam, yang diinterelasikan dengan pandangan dunia Islam tentang pendidikan. Uraian buku ini mencakup penjelasan tentang kedudukan Tuhan, manusia dan alam; uraian tentang komponen-komponen pendidikan Islam, berbagai wacana dan isu-isu kontemporer Filsafat Pendidikan Islam, serta pemikiran pendidikan dari para tokoh Islam.